Mohon tunggu...
Adrian Matthew
Adrian Matthew Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa S1 prodi pariwisata yang memiliki ketertarikan pada berbagai macam hal dan bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pariwisata di Kampung Naga, Bagaimana Dampaknya terhadap Warga Lokal dan Keberlangsungannya

8 Juli 2023   03:15 Diperbarui: 8 Juli 2023   18:14 2297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Milik pribadi

Kampung Naga adalah kampung adat yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Layaknya desa adat lain, Kampung Naga memegang teguh adat istiadat dan tradisi yang sudah mereka miliki sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Dengan warisan inilah mereka menjalani hidup mereka di sebuah lembah subur yang sebetulnya lokasinya tidak jauh dari jalan raya. 

Meskipun begitu tidak ada satupun bangunan di daerah Kampung Naga yang dialiri oleh listrik, bukan karena Pemda sekitar yang kurang peduli atau tidak terjangkaunya daerah tersebut oleh listrik, melainkan karena masyarakat itu sendiri yang menolak masuknya listrik ke kampung mereka. Unik memang.

Namun, tidak adanya listrik bukan lah alasan mengapa industri pariwisata Indonesia menjadikannya sebuah destinasi wisata. Melainkan karena budaya dan tradisi yang dipertahankan oleh masyarakatnya yang membuatnya menjadi sebuah daya tarik. Bentuk bangunan yang unik, budaya dan adat yang masih kental, suasana yang asri dan lokasi yang cukup strategis, itu lah yang menjadi alasan mengapa Kampung Naga menjadi sebuah destinasi wisata. 

Lalu dampak apa saja yang diberikan oleh industri pariwisata kepada Kampung Naga dan isinya, terutama pada keberlangsungan/keberlanjutan-nya?

Tidak dapat dipungkiri, pariwisata adalah salah satu industri yang dapat memberikan dampak secara langsung pada sebuah daerah dan keberlangsungannya. Tidak terkecuali Kampung Naga, datangnya pariwisata ke Kampung Naga memberikan sebuah dampak yang cukup signifikan pada masyarakat yang tinggal di sana. 

Misal terbukanya lapangan pekerjaan baru dan kesempatan-kesempatan baru yang dapat diambil oleh warga Kampung Naga tanpa harus meninggalkan Kampung Naga dan beradu nasib di daerah asing.

Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan seluruh tenaga kerja pariwisata yang ada di Kampung Naga merupakan warga lokal yang tumbuh atau setidaknya tinggal di sana. Dimulai dari pemandu wisata hingga pemilik homestay, mereka semua merupakan warga lokal yang tinggal dan menetap di sana. 

Ibu Komala adalah salah satu dari sekian banyak pemilik homestay yang ada di Kampung Naga. Beliau merupakan seorang warga lokal yang sudah tinggal di sana sejak kecil. Dengan masuknya pariwisata ke Kampung Naga, Ibu Komala dan suaminya tidak perlu bergantung pada satu sumber mata pencaharian saja dan dapat hidup dengan lebih leluasa di dalam kesederhanaan Kampung Naga. 

Selain Ibu Komala adapula pemandu wisata yang juga merupakan warga asli yang tumbuh besar di Kampung Naga sama seperti para pekerja industri pariwisata lainnya di desa tersebut. Mereka tidak perlu lagi mengambil kesempatan bekerja dengan resiko yang lebih besar seperti merantau atau diharuskan menetap pada pekerjaan yang diwarisi oleh pendahulu mereka, bertani misalnya. 

Datangnya pariwisata memberikan pilihan dan kesempatan baru kepada para warga Kampung Naga yang tidak ingin mengikuti jejak mata pecaharian para pendahulunya, tentunya dengan stabilitas yang lebih terjamin dibandingkan merantau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun