Mohon tunggu...
Anis Matta
Anis Matta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Palestina Setelah Deklarasi Trump, "Deal of The Century"

23 Desember 2017   20:42 Diperbarui: 24 Desember 2017   08:13 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi jumlah penduduk Palestina yang sekarang ada di dalam Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat hanya sebanyak 6.416.000 orang, atau lebih sedikit dari jumlah orang Yahudi yang sekarang menduduki Palestina yang mencapai 6,5 juta orang.

Sekarang setelah satu abad ide negara Israel diwujudkan, dan telah berdiri resmi sejak 70 tahun lalu, tiba saatnya untuk menentukan bentul finalnya. Seperti apakah finalisasinya?

Inilah inti perdebatan yang melatari dan melingkupi Deklarasi Trump 6  Desember 2017 lalu. Dengan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota, Israel bersedia mengakui eksistensi Negara Palestina yang wilayahnya hanya Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dan untuk itu, Israel menuntut pengakuan timbal balik dari Otoritas Palestina dan seluruh negara Arab dan Islam lainnya. Setelah itu epik satu abad ini boleh ditutup. Inilah gagasan inti dari apa yang mereka sebut sebagai Deal of The Century.

Sebelum Deklarasi Trump, negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, dan Mesir telah dikondisikan untuk menerima ide ini. Dalam situasi transisi kekuasaan di Arab Saudi, deal ini tampak logis bagi Muhammad Bin Salman jika ingin mendapatkan dukungan Trump untuk mendapatkan mahkota kerajaan setelah atau sebelum ayahnya wafat. Dan itulah yang akhirnya terjadi. Semua game of throneyang sekarang terjadi di Arab Saudi adalah bagian dari deal itu.

Di permukaan deal itu tampak sebagai realisasi yang fair dari ide Two State Solution. Tapi sebenarnya ada skenario lain yang akan datang kemudian. Jalur Gaza yang terjepit antara Israel dan Mesir akhirnya akan dimasukkan ke dalam wilayah Mesir. Sementara Tepi Barat akan dimasukkan ke wilayah Jordania dalam bentuk konfederasi. Dengan begitu Israel tidak sendiri.

Seperti Pizza, Palestina akhirnya dibelah tiga, satu untuk Israel,  dua untuk saudara-saudara Arab mereka, Mesir dan Jordan. Palestina lenyap dari peta karena pengkhianatan saudara-saudara Arab mereka. Karena itu Deal of The Century disebut oleh media-media di Turki dan Timur Tengah sebagai  "Slap of The Century".

Perbedaan Konteks Geopolitik Global

Bisakah Deklarasi Trump berjalan seperti Deklarasi Balfour seabad yang lalu? Tentu saja jawabannya bisa seandainya konteks geopolitik globalnya sama dengan saat Balfour mengeluarkan deklarasinya. Faktanya justru terbalik. Perbedaan konteks geopolitik antara era Balfour dengan era Trump sangat jauh berbeda.

Pertama, Deklarasi Balfour dibangun oleh premis yang kokoh bahwa Sekutu akan memenangkan Perang Dunia Pertama. Dan itulah persisnya yang terjadi kemudian pada tahun 1918.

Di atas puing-puing Imperium Ottoman yang akhirnya runtuh tahun 1924, sebuah peta baru untuk seluruh kawasan itu dibuat, peta yang kemudian dikenal dengan nama Peta  Sykes-Picot. Di dalam peta baru itulah sebuah entitas baru dimasukkan, yaitu Israel, dan sebuah entitas lama dihilangkan, namanya Palestina. 

Perang Dunia Kedua yang terjadi dua dekade kemudian juga dimenangkan oleh Sekutu, meskipun dengan pergantian pada aktor utama, dari Inggris dan Prancis ke Amerika Serikat. Persaingan Amerika Serikat dengan Uni Soviet dalam era Perang Dingin dari tahun 1946 hingga tahun 1990, adalah pertarungan antara kekuatan yang semula bersekutu tapi kemudian pecah kongsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun