Bagiku K Drama bukan hanya sekedar tontonan yang digunakan untuk mengisi waktu luang. Banyak orang yang tak pernah menyaksikan K Drama, atau mungkin pernah mencoba menonton satu episode tapi sudah merasa tahu segalanya tentang K Drama. Seringnya berakhir dengan ungkapan sinis seperti.. “Halah…plastik ditonton!” Atau menganganggap rendah drama Korea hanya sebagai kisah cinta si kaya dan si miskin yang menye-menye. Absolutely not ya! A big mistake lah. Drakor tidak sesempit itu Pulqoso..!
K Drama tak hanya menceritakan kisah percintaaan. Ada seribu tema yang bisa kita dapatkan di sana selain tentang cinta, ada persahabatan, keluarga, perjuangan meraih karier dan impian, juga cerita berbagai macam profesi yang kadang sebelumnya kita tak tahu seperti profesi Profiler yang ditampilkan di drama bagus “Trough The Drakness” yang berhasil mememecahkan teka-teki pelaku kejahatan, profesi pengisi berbagai suara dalam “Another Miss Oh”, bahkan profesi mengurus dan membersihkan tempat bekas orang yang sudah meninggal, biasanya korban pembunuhan dan bunuh diri yang enggan diurus keluarganya dan diceritakan dengan indah dalam “Move To Heaven” dan masih banyak profesi tak familiar lainnya.
Meskipun aku memiliki banyak sekali K drama favorit, tapi salah satu yang amat membekas dalam hatiku adalah 2521 yang dibintangi oleh Nam Jo Hyuk (sebagai Baek Yi Jin) dan Kim Tae Ri (sebagai Na Hee Do). Mengapa aku menyebut 2521 sebagai salah satu my perfect K Drama? Tentu banyak faktor yang membuatnya unggul.
Pertama, tak dapat dipungkiri visual pemeran utamanya dan pemeran pendukungnya sangat memanjakan mata. Siapa penggemar K Drama yang tak tahu betapa tampannya Nam Joo Hyuk? Mengawali karier sebagai model, Nam Joo Hyuk akhirnya merambah ke dunia akting dan sudah membintangi banyak film dan drama. Jo Hyuk mulai menjulang namanya saat menjadi pangeran tertampan dari tujuh bersaudara dalam drama Scarlet Heart Rye.
Dia memerankan tokoh Baek Yi Jin dengan sempurna seolah peran itu memang diperuntukkan baginya. Dari masa Baek Yi Jin anak SMA Ketua Osis, anggota boy band sekolah yang populer dan kaya, beralih jadi mahasiswa miskin (karena ayah pengusahanya bangkrut akibat krisis moneter) yang sedang berjuang untuk survive dalam hidup dengan bekerja apa saja, lalu memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter TV hingga kepompong itu beralih rupa menjadi News Anchor yang mempesona dalam tampilan kemeja putih dan berkacamata. Duh cakepnya…! Apalagi saat adegan sesi wawancara dengan Na Hee Do yang membuat tatapan penuh arti sambil mengucapkan, “Meski Terlambat..selamat atas pernikahanmu Naa Hee Do..!” Hingga hari ini kalimat itu masih populer dan dipakai netijen.
Sementara Kim Tae Ri, entah bagaimana caranya, artis yang sebenarnya bahkan lebih tua dari Nam Joo Hyuk dan telah berusia 31 tahun ini bisa dengan sempurna bermetamorfosa menjadi gadis SMA yang periang, naif, punya tekad bulat untuk bermain anggar. Bagaimana ia bisa menampilkan gadis remaja era 90 an akhir begitu eloknya dengan cara bicara, ekspresi, gaya busana yang sangat mewakili gadis era krisis ekonomi saat itu. Dan ia juga bisa beralih rupa menjadi atlet anggar usia 20 tahunan dengan skill anggar yang bagus, bahkan menjadi ibu-ibu beranak satu tanpa gaya berlebihan yang dipaksakan. Sangat natural. Begitupun tampilan Bona yang sangat cantik feminine sebagai Ko Yu Rim, mantan rival anggar hingga menjadi sahabat Na Hee Do dan Choi Hyun-wook yang berperan sebagai Moon Ji Woong yang tengil, semau gue tapi bucin parah pada Ko Yu Rim.
Faktor kedua pada kekuatan cerita yang mengalir dengan indah tentang perjuangan keempat tokoh dalam meraih impiannya masing-masing. Salah satu yang kusukai dalam K Drama adalah cerita bagaimana kerasnya usaha para tokoh meraih impiannya. Perjuangan Na Hee Do menjadi atlit anggar yang awalnya ditentang ibunya, perjuangan Baek Yi Jin untuk segera survive dari keterpurukan dan menjadi tulang punggung keluarga sambil mengejar impiannya sebagai reporter. Kisah Ko Yu Rim yang di awal tak bisa menerima kekalahannya dari Na Hee Do, tapi kemudian berbesar hati menerimanya dan berjuang kembali bersama Na Hee Do membela Korsel di even Olimpiade, dan Ji Woong yang terlihat easy going namun akhirnya berhasil merebut cinta Ko Yu Rim dan eksis sebagai influencer. Adegan-adegan yang ditampilkan juga indah seperti adegan romantis antara Baek Yi Jin dan Na Hee Do saat bermain air di sekolah saat musim panas, adegan pernyataan cinta sambil bermain anggar dan penonton bisa merasakan pedihnya hati keduanya saat mereka berpisah dan saat Baek Yi Jin menahan air matanya mengucapkan selamat pernikahan di depan siaran televisi secara langsung di depan jutaan mata.
Faktor ke tiga, pelajaran-pelajaran hidup yang berharga namun diceritakan tanpa kesan menggurui. Banyak quote-quote bijak yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti, "Jangan khawatir. Semua mengalami kesulitan saat masih muda. Itu lebih baik daripada hidup sulit saat sudah 60 tahun." Ungkapan Na Hee Do saat menghibur Baek Yi Jin yang sedang terpuruk di titik nol.
Saat Na Hee Do kalah dalam pertandingan, Baek Yi Jin menyemangatinya,” "Kau adalah seseorang yang sering kalah dalam pertandingan. Tapi itulah kelebihanmu, kau tak pernah takut kalah karena kau baru memulainya. Dari pengalaman kekalahanmu itu, kau membuat tangga menuju Menara kemenanganmu." - Baek Yi Jin. Juga saat Baek Yi Jin merasa terpuruk karena tak bisa membantu keuangan keluarga, tuntutan sebagai mahasiswa, dan masih harus menjalani pekerjaan sampingan, padahal dulu ia anak pengusaha kaya. Na Hee Do mengumpamakan masa pahit Baek Yi Jin dengan mengubah cara pandang kekasihnya dalam menjalani masa beratnya, sebagai selingan sandiwara komedi. "Jika kita mengubah tragedi menjadi komedi, hatimu akan merasa lebih baik." - Na Hee Do.