Di Korea Selatan ternyata juga ada tradisi pemindahan kubur seperti di Indonesia. Biasanya pemindahan kubur dibarengi dengan tradisi tertentu yang bertujuan agar arwah orang yang sudah meninggal bisa lebih tenang di alam baka.
Jika di Indonesia pemindahan kubur biasanya didasari atas alih guna lahan untuk keperluan lain, kemungkinan karena pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, atau karena letaknya pinggir sungai dikhawatirkan terbawa arus jika banjir dan alih fungsi kegiatan komersial.
Di sini kita sering mendengar cerita tentang si almarhum yang masih utuh jenazahnya dan berbau wangi, meski sudah terkubur belasan bahkan puluhan tahun sebagai karomah atas perbuatan perbuatan mulianya di masa hidup. Di Korea tradisi pemindahan kubur ini juga ada, dengan berbagai alasan.Â
Film ini dimulai dari penggambaran sosok seorang ahli fengshui senior bernama Kim Sang Deok (Choi Min Sik) yang memperhatikan segala hal yang dipercaya akan mempengaruhi suatu tempat yang dibangun entah rumah, gedung bahkan kuburan untuk orang mati yang terkait dengan dunia supranatural.
Lalu dukun muda cantik Hwa im (Kim Go Eun) datang dengan asistennya Bong gil (Lee Do Hyun) yang cakep banget berambut gondrong dan tubuh dipenuhi tato. Entah karena faktor Do hyun.. menurutku tatonya terlihat artistik bikin dia makin cakep bukannya bikin ilfill kalau lihat orang bertato. Keduanya dari gayanya yang milenial terlihat mapan.
Menjadi dukun di era milenial tentu saja Hwa im tetap menikmati dunia modern dalam kehidupan nyata dan hanya bersentuhan dengan hal-hal tradisional saat menjalankan tugas atau melakukan atraksi. Hwa im mengajak kerja sama untuk memindahkan makan buyut seorang kaya raya keturunan Korea yang tinggal di Amerika.
Mereka bersedia membayar $50,000 (sekitar Rp 750 juta ya) untuk pemindahan makam tersebut dengan syarat tanpa membuka makam dan tanpa melaporkan pemindahan makam pada dinsas terkait setempat. Di bagian ini saya salut, betapa tertib administrasinya pemerintahan Korsel bahkan terhadap orang yang sudha meninggal.Â
Naluri Sang deok mengatakan bahwa kuburan tersebut pasti bermasalah dan bisa menimbulkan kecelakaan baik bagi keluarga maupun pelaku pemindahan. Tapi bujukan Hwa im dan juga kebutuhannya untuk menikahkan anaknya yang sudah hamil duluan (ternyata orang Korsel juga malu kalau menikah kondisi MBA) dengan pacarnya orang Jerman.
Kata temannya yang pengurus mayat, Ko yong geun (Yu Hae Jin) menertawakannya, "Kau ini terlalu kolot karena terlalu sering bergelut dengan kematian. MBA itu sudah biasa. Anak sekarang beda dengan masa kita, dunia terus berubah tapi kau tak mau mengikutinya.".Â