Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peluang Bisnis Entertainment Indonesia di Wilayah Regional dengan Penerapan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

20 Juni 2023   23:59 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:54 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tirto.id

Beberapa pekan terkahir ini, hangat menjadi perbincangan tentang bagaimana masyarakat sedang terkena euphoria akan konser Coldplay yang akan dilaksanakan di Jakarta setelah sebelumnya berhembus kabar jika Coldplay sebenarnya enggan manggung di Indonesia, mengingat negara kita yang masih belum bisa menjaga kelestarian lingkungan terutama terkait pengelolaan hutan dan industry. Tapi mungkin, negosiasi yang gigih, membuat penyelenggara akhirnya mampu menyakinkan Coldplay untuk manggung di Jakarta. Para penggemar pun bersorak.

Sayangnya euphoria ini ternoda oleh ulah nakal dan memalukan para calo yang memborong habis tiket untuk dijual kembali sehingga banyak orang merasa kesal tak bisa berkesempatan menonton band favoritnya. Kalua toh memaksakan membeli, banyak dari calon penonton yang harus merogoh kocek dalam-dalam karena tiket menjadi beberapa kali lipat lebih mahal dari yang ditawarkan sebelumnya. Lalu...jeng..jeng! Tiba-tiba saja promotor Coldplay Singapura menyatakan aka nada tambahan satu hari manggung di Singapura menjadi 5 hari untuk memberi kesempatan para fans menyaksikan penampilan idolanya. Kenapa bukan di Indonesia yang paceklik tiket? Karena Coldplay tidak menginginkan para calo tiketlah yang diuntungkan. Juga menjadi pelajaran berharga bagi promotor Indonesia untuk menyiapkan penyelenggaraan konser music dengan lebih rapi dan professional dengan menciptakan system pembelian tiket yang membuat orang hanya bisa membeli tiket dalam jumlah sangat terbatas.

Pengumuman promotor Singapura ini tentu melegakan bagi para fans Coldplay Indonesia yang belum mendapat tiket. Yaa,...meskipun menambah biaya transport akan tetap lebih terjangkau harganya daripada pembelian dari tangan calo. Dan saya membayangkan, alangkah bahagianya para fans ini, yang setelah berjuang mendapatkan tiket lalu saat sesi pembayaran dimudahkan dengan menggunakan aplikasi QRIS yang memungkinkan pembeli tiket membayar tiket internasional tersebut dengan mata uang RUPIAH! Bukankah itu akan sangat memudahkan dan menghilangkan drama kerepotan yang tak perlu?

Bank Indonesia dan Bank-Bank Sentral regional ASEAN sedang menggalakan konektivitas system pembayaran ASEAN. Dimana kegiatan transaksi apapun antar negara ASEAN dilaksanakan dengan menggunakan mata uang negara masing-masing dan secara langsung mengkonversi sesuai mata uang negara tujuan. Ini artinya para fans Coldplay tak perlu repot-repot menukar Rupiah dengan Dolar Singapura, tinggal scan, ketik password pembayaran dan Selesai! Sungguh memudahkan bukan?

Indonesia yang saat ini menjabat Keketuan ASEAN mengajak negara-negara ASEAN lainnya untuk lebih memperkuat hubungan salah satunya melalui pemngembangan bisnis dan ekonomi melalui Konentivitas Sistem Pembayaran ASEAN yang telah dilakukan penandatangan MOU pada tahun 2022 dengan empat negara ASEAN meliputi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina dan ditargetkan MOU diteruskandengan sepuluh negara ASEAN lainnya. Jika seluruh negara ASEAN telah terkoneksi dengan pembayaran ini akan memudahkan kegiatan ekspor impor antar negara ASEAN tanpa perlu mengandalkan pembayaran menggunakan US Dollar lagi. Beberapa bidang ekonomi yang akan terdampak positif dari system ini adalah sector pariwisata, perdagangan dan menurut saya juga sector hiburan.

Dari waktu ke waktu sector Entertainment ini terus mengalami peningkatan kegiatan dan nilai ekonominya. Dan jika kita melihat lebih jauh, negara-negara ASEAN memiliki artis-artis dan penyanyi yang potensial untuk melangkahkan kaki lebih jauh ke wilayah regional. Indonesia misalnya, telah memiliki banyak artis-artis hebat yang sering mengadakan konser di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam karena adanya kesamaan budaya. Begitupun lagu-lagu Indonesia, sangat popular di negara jiran Malaysia terutama. Jika di era 90-an beberapa lagu Malaysia yang popular dan diminati warga Indonesia seperti Amy Search dengan Lagu Isabella atau Saleem Iklim dengan lagu Suci Dalam Debu, maka setelah era 2000-an lagu-lagu Indonesia mengalami perkembangan kreativitas yang luar biasa hingga menembus pasar negara tetangga. Seperti lagu-lagu grup Peterpan dan Dewa 19  sangat popular dan digandrungi para warga Malaysia. Begitupun Rossa, Titi DJ dan Krisdayanti. Mereka beberapa kali melaksankan Konser selalu sukses dengan jumlah penonton yang besar. Dan era itu kini dilanjutkan oleh generasi penyanyi yang lebih muda sepertu Keysia Levronka, Mahalini, dan Lyodra yang lagu-lagunya sangat diminati oleh pendengar music beberapa negara tetangga. Kita bisa lihat dari pemutaran YOutube lagu-lagu artisartis muda tersebut yang mencapai hingga puluhan juta viewer dan di kolom komentar sering kita jumpai para pecinta music Indonesia dari negara tetangga menyatakan kekaguman dan kesenangannya pada lagu-lagu Indonesia. Bukankah ekspor hasil kreativitas seni dan inteletual ini bisa berharga tinggi? Bukankah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang berusaha menciptakan banyak lapangan kerja dan devisa dari kegiatan ekonomi kreatif?

Indonesia bisa mencontoh bagaimana Korea Selatan sangat serius dalam menggarap pasar hiburan sehingga lambat laun mampu menggerogoti pasar hiburan yang selama ini didominasi Amerika Serikat baik dari kancah lagu, artis, film dan drama. Para Boy Group dan Girl Group Korea Selatan telah mampu bersaing dengan musisi Amerika bahkan beberapa masuk dalam seleksi penghargaan Grammy Award. Siapakah dulu yang akan mengira jika Korea Selatan mampu membawa film dan artisnya Go Internasional sehingga mampu menjadikan film Minari sebagai Pemenang Oscar Film Berbahasa Asing terbaik, Parasite menjadi film terbaik Oscar dan drama Squid Game mampu membuat saluran Netflix crashed karena banyaknya orang yang berminat menonton drama tersebut? Belum lagi BTS yang mampu menyihir seluruh dunia dengan lagu-lagunya yang membuat mereka memiliki penggemar loyal dan fanatic hingga seluruh konser BTS pasti sukses dan menghasilkan devisa besar sehingga  mereka mendapat julukan Aset Bangsa. Sudah waktunya pemerintah Indonesia memberi kesempatan para pekerja seni untuk belajar lebih lanjut memberikan beasiswa ke Korea misalnya begitupun beasiswa untuk mereka yang berminat terjun di bisnis pertunjukan sebagai penulis cerita, sutradara, artis, promotor, ahli tata lampu dll.

Lalu Indonesia yang telah memperbaiki manajeen dan kualitas hiburannya ini memberi dan membantu artis dan para penyanyi agar mampu berkiprah setidaknya di negara-negara tetangga. Kemudahan mendapatkan tiket secara daring yang bisa dibayar melalui fasr payment seperti penggunaan QRIS akan memudahkan para pecinta negeri jiran membeli tiket konser para penyanyi kita. Juga memudahkan pembayaran hak cipta lagu-lagu Indonesia yang disiarkan di negara-negara tetangga, termasuk juga mungkin nantinya terjadi Kerjasama pembuatan film dengan beberapa negara ASEAN yang transaksi bisnis dna pembayaran para pekerja seninya dimudahkan oleh system pembayaran terintegrasi ini.

Hingga nanti, bukan hanya Putri Ariani yang menjadi Golden Buzzer bagi Indonesia karena prestasinya di ajang American Got Talent tapi akan ada lebih banyak penyanyi seperti Lyodra, Kezya Levronka, Tiara Andini yang akan melesat, mengharimkan nama Indonesia melalui pertunjukan dan konser musiknya yang dimudahkan dengan konektivitas Sistem pembayaran ASEAN ini? Kalau saya sih yakin, hal ini akan makin memajukan perkembangan sector hiburan tanah air dan akan membuat makin besar devisa yang bisa kita kirim ke Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun