Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20 Momentum Penerapan Investasi Hijau demi Kemajuan Ekonomi Indonesia

31 Juli 2022   22:20 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:26 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gamabr diolah pribadi

Dunia masih dalam proses menuju pemulihan secara global akibat wabah Covid 19 yang merajalela di seluruh dunia. Wabah yang tidak hanya memaksa warga dunia beradaptasi menuju peradaban baru namun juga menyerang perekonomian dunia dan melumpuhkan berbagai industri yang dulu berjaya seperti manufaktur, penerbangan, hospitality dan pariwisata.

 Industri yang menyerap banyak tenaga kerja ini dipaksa stagnan. Melambatnya roda ekonomi menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, kekurangan bahan pangan, mahalnya berbgagai kebutuhan pokok dan pertumbuhan ekonomi terhambat.

Ketika wabah akhirnya teratasi dan kita bersiap kembali berlari, konflik Rusia Ukraina menciptakan masalah baru. Banyak negara mengalami krisis energi akibat berkurangnya pasokan minyak dan gas. 

Blokade ekonomi Eropa atas Rusia sejatinya merugikan kedua belah pihak juga. Di berbagai negara Eropa kelangkaan energi menyebabkan harga BBM dan listrik tinggi dan mencipta inflasi. 

Sebagai global village, hamper semua negara termasuk Indonesia pun terancam resesi. Kita pun terimbas langka dan naiknya harga BBM yang menyebabkan inflasi dan mengancam terjadinya resesi.

Kita tahu bahwa energi merupakan salah satu komponen utama pembentuk ongkos produksi pada industri. Kenaikan harga BBM akan meningkatkan biaya produksi yang menyebabkan harga barang konsumsi naik, sementara pendapatan kita tetap bahkan banyak yang turun, membuat daya beli masyarakat makin lemah. Belum lagi faktor ekonomi lainnya seperti kenaikan suku bunga. Ini sungguh bahaya.

Melalui momentum Presidensi G20 2022 bertema “Recover Together Recover Stronger” dimana Indonesia berperan penting sebagai pemegang Presidensi diharapkan mampu menciptakan banyak solusi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemic dan membantu mengurai benang kusut konflik Rusia-Ukraina agar segera terselesaikan. 

Salah satu agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah sustainable finance yang membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan ( www.bi.go.id ).

Termasuk pembahasan peningkatan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang merusak lingkungan dan meningkatkan efek rumah kaca yang memperparah perubahan iklim dunia yang berpotensi menyebabkan kacaunya iklim yang berpengaruh pada banyaknya bencana alama, mengancam krisis pangan dunia akibat gagal panen terutama pada negara berkembang yang masih mengandalkan alam dalam pertanian sehingga bisa menyebabkan bahaya kelaparan sebagaimana yang telah diramalkan banyak ahli selama ini.

Pemerintah telah bergerak mengadaptasi ekonomi hijau sebagai kunci pertumbuhan ekonomo dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan dan pelibatan masyarakat setempat. 

Bursa Efek Indonesia juga mendukung penerapan green industri pada perusahaan yang telah go public dengan inisiatif bergabung pada system Sustainable Stock Exchange (SSE) PBB pada tahun 2019 yang mendukung Task Force on Climate related Financial Disclosure (TCFD). BEI juga menyediakan produk investasi hijau seperti green bound, sukuk hijau dan reksadana. 

Indonesia sebagai penghasil batu bara terbesar dunia  juga telah ikut menandatangani deklarasi Global Coal to Clean Power Transition (Transisi Batubara Menuju Energi Bersih) pada KTT Perubahan Iklim ke 26 (COP26). Pasar dunia menyambut baik deklarasi tersebut dan menyebabkan pasar obligasi hijau semakin bergairah dan berhasil menaikkan nilai transaksi dari USD 11 Miliar di tahun 2013 naik progresif menjadi USD 167 miliar di tahun 2018.

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target nol emisi pada 2060 diharapkan bisa lebih cepat di tahun 2040 dengan salah satu cara mendorong industri untuk mengurangi konsumsi energi fosil dengan mulai menggunakan energi baru dan terbarukan seperti tenaga matahari, tenaga angin, geothermal, penggunaan bio energi (bio fuel) dalam operasionalnya karena berdasar data, konsumsi energi Indonesia di tahun 2021 mencapai 909,24 BOE. 

Ini besar sekali, dimana industri menjadi pengguna terbesar kedua energi berdasarkan data tahun 2021 sebesar 317,5 BOE atau 35% dari total konsumsi energi, setelah Transportasi dan konsumsi rumah tangga di peringkat ke tiga sebesar 149 BOE atau 16,4% dari total konsumsi energi.

Definisi ekonomi hijau sendiri sebenarnya belum memiliki kesepakatan bersama di antara para pemimpin dunia saat ini, sehingga bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia di masa Presidensi G20 ini untuk mewacanakan definisi ekonomi hijau sesuai kesepakatan bersama yang bisa menjadi acuan dalam pengembangan ekonomi dunia. 

Bank Indonesia melalui Gubernur BI bisa mengusulkan pembahsan green economy ini di tingkat Ministerial and Deputies Meeting sekaligus menetapkan instrument-instrumen keuangan yang mendukung pelaksanaan ekonomi hijau termasuk kesepakatan trading karbon antara negara maju industri penghasil polusi dengan negara patu-paru dunia seperti Indonesia untuk mendapatkan kompensasi yang akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia. 

Begitupun layak dibicarakan terkait kerjasa pengurangan bea ekspor impor bagi perdagangan produk yang mendukung ekonomi hijau seperti industri yang memanfaatkan bio energi, atau industri yang menerapkan kebijakan recycle packaging, zero waste atau industri yang berkomitmen dan telah aktif melaksankan program-program pelestarian lingkungan seperti reboisasi hutan, penyelamatan satwa liar di hutan atau program menumbuhkan kembali terumbu karang yang pembiayaannya diambil dari margin yang dimiliki industri.

Sumber: bi.go.id
Sumber: bi.go.id

Pemerintah perlu memberi sweetener pada para pelaku industri agar secara aktif turut menyukseskan gerakan green economy diantaranya melalui penerapan konsep Produksi, Proteksi dan Inklusi dalam aktivitas industri seperti replanting pohon di hutan pada perusahaan kayu lapis, penjernihan dan normalisasi limbah air sehingga aman saat dibuang ke sungai dan tidak menimbulkan pencemaran air pada perusahaan tekstil dan perusahaan pulp and paer misalnya. 

Bisa juga penerapan panel surya sebagai penghasil energi di tempat produksi atau kantor pusat. Bentuk apresiasi pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan yangkomit pada green energy bisa melalui pemotongan pajak, pemotongan bunga bank, atau pemotongan bea impor terhadap produk surya panel yang harganya masih tinggi.  

Penulis, sebagai orang yang bekerja di korporasi sektor industri melihat banyak industri yang peduli pada masalah penghematan bahan bakar fosil dan mulai menerapkan EBT seperti di tempat penulis bekerja telah menggunakan panel surya untuk memproduksi energi surya sebagai pengganti listrik di beberapa site industri peternakan ayam (poultry) di kandang ayam closed house  kami di wilayah Jogjakarta dan Rumah Potong Ayam (slaughter house) telah dilengkapi panel surya untuk mendapatkan sebagian dari konsumsi energi produksi perbulannya. 

Dengan pemakaian panel surya telah mampu menghemat penggunaan listrik sebesar kurang lebih 30%. Begitupun di peternakan sapi dan pabrik pakan sapi Cianjur juga sudah dipasangi panel surya di atapnya untuk mendapatkan energi matahari pengganti listrik dalam proses memproduksi pakan sapi. 

Begitupun pada unit penyembelihan sapi (abattoir) yang beroperasi di Citampele Cianjur mulai bulan Februari 2021 telah dipasangi panel surya untuk menyuplai sebagian energi penggerak alat pemotongan daging dan mesin produksi penghasil makanan beku seperti sosis dan naget telah dijalankan menggunakan energi matahari. 

Ke depan pabrik penggilingan dan pemrosesan beras di wilayah Tegal juga akan menggunakan panel suplay untuk menyuplai sebagian energi dari matahari. 

Selain untuk efisiensi juga menjadi komitmen kami untuk mengurangi penggunaan energi listrik yang diproduksi melalui pemanfaatan batu bara sebagai dukungan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan mengurangi efek rumah kaca yang telah mengacaukan iklim dunia. Korporasi kami telah menargetkan pemasangan panel surya untuk menghasilkan 158MWp pada tahun 2026.

Selain energi matahari, perusahaan kami juga sedang dalam pengembangan produksi energi terbarukan dengan memanfaatkan kotoran ayam yang akan diproses sebagai energi dan kotoran sapi yang juga akan diproses menjadi sumber energi bio gas dan limbahnya dijadikan pupuk organik yang akan digunakan untuk menyuburkan jagung dan rumput gajah serta tanaman hijauan lainnya yang menjadi bahan baku pakan sapi dan ayam. 

Kita tahu bahwa industry peternakan sapi menyumbangkan cukup banyak gas metana yang menyumbang peningkatan suhu bumi, sebagai bentuk kepedulian kami pada keberlangsungan lingkungan juga menjadi penerapan prinsip zero waste ayang sedang kami bangun.

Para investor dari negara maju telah menyatakan tertarik untuk mendanai berbagai proyek pengembangan di industri poultry dan livestock yang digeluti oleh korporasi karena melihat besarnya komitmen kami untuk segera menerapkan prinsip zero waste dan meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan berdasar prinsip ekonomi hijau. 

Di kantor pun kami selalu diingatkan untuk hemat dalam ppenggunaan listrik dengan mematikan alat-alat listrik yang tak diperlukan selama jam operasional karena berpotensi menciptakan vampire energi. Vampire energi adalah istilah terhadap konsumsi energi yang tak dikendalikan dari hal-hal yang dianggap remeh namun bisa memakan energi besat di kantor. 

Hal ini bisa dicegah dengan hal-hal seperti menggunakan tangga dibanding lift, mematikan lampu dan AC setelah jam operasional kantor berakhir, mencabut kabel charger saat tak digunakan, mematikan monitor computer jika tak terpakai, memilih menggunakan jendela disbanding AC dsb. Kesadaran karyawan terus dipupuk untuk peduli terhadap hemat energi di lingkungan kantor dan site produksi.

Sementara untuk konsumsi rumah tangga, alangkah baiknya jika pemerintah mempermudah impor panel surya dengan pengurangan pajak agar harga jualnya terjangkau oleh rakyat. Karena penulis yakin banyak warganegara yang peduli pada kelestarian lingkungan dan ingin turut serta menggunakan energi terbarukan sebagai komitmennya turut aktif menjaga bumi dari ancaman pemanasan global. 

Jika harga panel surya terjangkau, mudah diterapkan di pemukiman, mudah dikonversi menjadi energi listrik maka penulis yakin dalam beberapa tahun ke depan kita bisa menyaksikan banyak rumah memanfaatkan energi matahari sebagai sumber listriknya.

Pemerintah perlu memperbesar investasi yang mendukung penerapan gaya hidup hijau agar Indonesia mampu memproduksi panel surya sendiri. Karena berdasarkan ramalan para ahli, investasi hijau dalam kegiatan ekonomi Indonesia dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru yang diperkirakan bisa meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga berdampak pada meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai Rp593 Triliun di tahun 2030. Bukankah penerapan ekonomi hijau sangat menggiurkan untuk segera dilaksankan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun