cinta adalah salah satu kekuatan terbesar manusia untuk bermimpi,
untuk bergerak,
untuk mengadakan perubahanÂ
Hari Rabu, tanggal 10 Juni Kompasiana mengajak para Kompasioners mengadakan acara "Kompasiana Visit Toyota TMMIN 1 Sunter". Dari 90 peserta yang mendaftar terpilih berdasarkan seleksi 20 orang sebagai peserta termasuk saya, alhamdulillah senang sekali rasanya. Acara dimulai dengan daftar ulang, pembagian kaos dan topi Toyota, serta snack. Lalu masuk ke dalam bus pariwisata menuju lokasi. Alhamdulillah. Muka-muka peserta cerah berseri penuh antusias.
Singkat cerita, kami tiba di lokasi TMMIN disambut ramah para petinggi dan bagian humas. Pak Turmudi, lulusan Teknik Kimia UGM tahun 1983 yang menjabat sebagai Executive General Manager TMMIN, Pak Eko Djatmiko  turut hadir menyambut para kompasioner begitupun Mbak Bianca, Corporate Planning yang ramah, menjelaskan banyak informasi yang berkaitan dengan perkembangan pabrik Toyota TMMIN dan segala pernak-pernik di dalamnya. Mereka menemani kami sepanjang acara kunjungan ke pabrik TMMIN Sunter ini.
Baru pertama kali inilah saya mengunjungi pabrik otomotif. Penasaran dan bersemangat mengikuti seluruh kegiatan. Terbayang saat nanti di depan kelas bercerita pada para siswa seperti apa sih TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia )itu?
Sampai di TMMIN kami menuju kantor yang bersih, lengang, adem karena AC dan teratur rapi. Begitupun kamar mandinya. kering dan bersih karena seperti kita tahu, wajah sebuah institusi bisa kita lihat dari bagian belakangnya. Kami digiring menuju auditorium untuk acara pengenalan company profile Toyota. Di sinilah kita tahu perbedaan TMMIN dan Toyota Astra. Kalau TMMIN khusus menangani produksi, maka Astra bergerak di bidang penjualan. Setelah menerima banyak penjelasan panjang kali lebar di auditorium sampailah saat makan siang tiba. Jreng..jreng...! Waktunya makaan! Kantinnya bersih mbak Sis dan Mas Bro. Makanan tersususn rapi di rak-rak stainless steel tinggal milih di antara 2 menu. Kami makan siang bersama para karyawan untuk lebih mengakrabkan diri.
Sebelum menuju pabrik kami diingatkan banyak hal. Seperti ketika berjalan harus selalu di sebelah kiri tangga, sambil memegang hand rail. Tangan dilarang dimasukkan ke dalam saku. Pertama saya pikir karena pihak pabrik kuatir jika ada pekerja yang "mengutil" suku cadang-suku cadang kecil tapi ternyata karena saat tangan kita di saku ketika terjatuh kita tak bisa reflek mencari pegangan. Nah lo! Selain itu, jika menyeberang jalan harus di area zebra cross dengan terlebih dahulu memberi tanda jari bahwa kondisi jalan sudah aman. Kita juga dilarang menggunakan HP sambil berjalan karena mengurangi tingkat self awareness. Kalau ketabrak dolly atau kepentok rak-rak kokoh yang terbuat dari besi kan lumayan sakitnya. Jika terima telepon harus berdiri diam. Satu lagi, di pabrik sudah dibuat jalur hijau sebagai tanda aman untuk dilalui. Jadi pergerakan manusia dan mesin diatur dengan rapi untuk meminimalisisr terjadinya kecelakaan kerja. Keren ya?
Begitu bersemangat humas TMMIN memberi penjelasan proses pembuatan mesin Toyota. Kami menjelajah daerah produksi spare part hingga bagian pengetesan untuk melihat ada tidaknya cacat lalu melakukan pengepakan mesin sebelum  dimasukkan ke dalam trailer dan berlayar menuju negara tujuan. Sementara untuk tujuan pasar domestik, mesin di bawa ke Karawang untuk dilakukan assembly.
Setelah menjelajah pabrik TMMIN dan membaca hal-hal tentang Toyota di situsnya, mengetahui budaya kerjanya, perlakuan perusahaan terhadap karyawannya, karakteristik produknya, kegiatan CSRnya, dan masih banyak lagi. Ketika merenung akan menulikan review, akhirnya saya sampai pada kesimpulan, jika selalu ada cinta dalam setiap produk Toyota. Kok bisa kayak judul film gitu? Ya bisalah.Â
Penasaran? Berikut beberapa alasan, mengapa ada cinta dalam setiap produk Toyota