Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik, Adab, dan Modernitas

7 Mei 2022   18:48 Diperbarui: 7 Mei 2022   18:54 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan dikesampingkan. Bukan pula dikonfrontasikan antara politik dan adab. Bahkan, untuk membuat distingsi saja tidak tepat rasanya. Karena itu satu paket lengkap. Politik dan adab bagai satu mata koin. Yang satu sisi, dengan sisi seblahnya saling melengkapi.

Percuma para politisi hebat, akademisi yang katanya mahfum teori-teori politik, tapi miskin adab. Mereka yang menempatkan dirinya di atas, memahami politik, lantas mengabaikan adab. Yang didapat hanyalah bencana.

Selain ketimpangan. Akan ditemukan pula resiko-resiko dari sikap tak beradab tersebut. Sebab, sebut saja politisi tanpa ada tidak mau tertib dan patuh pada etika sosial atau etika publik. Membuat dirinya liberal. Semua orang diukur dengan pikirannya sendiri.

Ketika memiliki keinginan menggenggam kekuasaan. Semua cara ditempuhnya. Adab tidak dijadikan barometer. Dalam pikirannya yaitu mendapatkan apa yang ia mau. Meraih nafsu politik. Tanpa mau membuang waktu memikirkan adab.

Modernitas membuat norma dan adab terhempas. Pranata sosial tidak lagi dijadikan patokan. Menjadi relatif dan subyektif di hadapannya. Kondisi kemodernan atau modernitas menunjang, menguatkan pandangan mengabaikan nilai-nilai adab tersebut. Rakyat dituntun ke sana. Dan ruang virtual "digital", menjadi instrumennya.

Kebiasaan rakyat terintegrasi dan diakselerasi menuju ke kamar atau panggung yang namanya politik tanpa adab. Politik diorkestrasi sebagai nyanyian, tontonan bebas nilai. Begitu menyedihkan, dan yang paling pokok berhasil membuat rakyat malu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun