Mohon tunggu...
Ahmad Aurangzeb
Ahmad Aurangzeb Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang pemuda yang memiliki hobi berolahraga seperti tenis meja, sepak bola, dan lain-lain, juga suka mengikuti media esport

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Data Mart dan Masa Depan Pengelolaan Keuangan Organisasi Nirbala

5 September 2024   13:53 Diperbarui: 5 September 2024   14:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengelolaan Keuangan (Sumber : Grid.id)

Data Mart dan Masa Depan Pengelolaan Keuangan Organisasi Nirlaba

Pengelolaan keuangan yang transparan menjadi salah satu fondasi utama bagi keberlanjutan organisasi nirlaba (NPO). Organisasi semacam ini tidak hanya mengelola dana yang terbatas, tetapi juga bertanggung jawab kepada para pemangku kepentingan yang terdiri dari donatur, mitra kerja, dan penerima manfaat. Penelitian yang dilakukan oleh Sunjaya et al., 2024 dari Universitas Kristen Duta Wacana (2024) memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pengelolaan data keuangan yang terstruktur dapat membantu organisasi nirlaba dalam meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan. Dalam artikel berjudul Pengembangan Data Mart Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, peneliti menunjukkan bahwa organisasi seperti SATUNAMA, yang berbasis di Yogyakarta, menghadapi tantangan besar dalam hal analisis dan pelaporan keuangan karena pengelolaan data yang tersebar di berbagai sumber pendanaan.

Salah satu langkah penting yang diambil dalam penelitian ini adalah pengembangan data mart menggunakan metode Kimball yang terbukti efektif dalam mengelola data keuangan yang kompleks. Data mart yang dikembangkan mampu mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menyediakan visualisasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan. Dari hasil evaluasi, data mart ini terbukti meningkatkan kecepatan proses data hingga 1 detik dibandingkan dengan basis data operasional tradisional (Sunjaya et al., 2024). Hasil ini penting, mengingat 75% NPO di seluruh dunia, menurut survei tahun 2021, mengakui keterbatasan teknologi sebagai hambatan utama dalam pengelolaan keuangan yang efektif. Data mart keuangan memungkinkan analisis keuangan yang lebih mendalam, seperti penghitungan rasio keuangan dan efektivitas anggaran, yang vital dalam menjaga kesehatan keuangan organisasi.

***
Dalam artikel Pengembangan Data Mart Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, Sunjaya et al., 2024 menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang efisien dan transparan bagi organisasi nirlaba, terutama dalam menghadapi kompleksitas data dari berbagai sumber pendanaan. Mereka menggunakan metode Kimball, yang terdiri dari empat langkah utama: pemilihan proses bisnis, penentuan granularitas data, penetapan dimensi, dan identifikasi tabel fakta. Implementasi ini berhasil membantu SATUNAMA dalam mengelola data keuangan secara lebih sistematis, khususnya dalam hal transaksi, saldo akun, realisasi anggaran internal, dan produktivitas departemen.

Penerapan data mart ini secara signifikan mempercepat proses analisis keuangan organisasi. Dari hasil evaluasi, data mart menunjukkan waktu query yang lebih cepat, dengan rata-rata pengurangan waktu hingga 1 detik dibandingkan dengan basis data operasional. Misalnya, efektivitas anggaran yang sebelumnya memerlukan waktu query sebesar 0,4658 detik dalam basis data operasional, kini hanya memerlukan 0,0838 detik setelah implementasi data mart (Sunjaya et al., 2024). Peningkatan kecepatan ini menjadi indikator penting dalam meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, terutama saat SATUNAMA harus mengambil langkah strategis terkait anggaran dan kesehatan keuangan.

Dari sisi teori pendukung, penelitian ini menyoroti tantangan umum yang dihadapi NPO dalam transformasi digital. Berdasarkan studi yang dikutip dari Boles (2013), sektor nirlaba sering kali kesulitan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk teknologi, meskipun teknologi tersebut dianggap penting untuk operasional yang lebih baik. Dalam konteks SATUNAMA, penggunaan software keuangan SANGO membantu dalam administrasi dasar keuangan, namun belum dapat memberikan analisis menyeluruh tanpa adanya integrasi data yang lebih baik. Di sinilah data mart berperan penting. Dengan pengumpulan dan integrasi data yang lebih terstruktur, SATUNAMA mampu menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan komprehensif, termasuk penghitungan rasio kas, rasio lancar, dan total rasio utang.

Selain itu, dashboard yang dikembangkan untuk memvisualisasikan hasil analisis keuangan melalui pivot table memberikan kemudahan bagi pengelola keuangan SATUNAMA untuk melihat tren penggunaan dana, membandingkan pendapatan internal dengan donor eksternal, dan menganalisis pengeluaran liabilitas saat ini dan masa mendatang. Pada tahun 2020, data dari SATUNAMA menunjukkan bahwa lebih dari 60% pengeluaran organisasi dialokasikan untuk liabilitas jangka pendek, sementara sisa 40% digunakan untuk liabilitas jangka panjang (Sunjaya et al., 2024). Informasi semacam ini membantu organisasi dalam merencanakan strategi pengelolaan utang yang lebih efektif, terutama untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran dalam jangka panjang.

***
Penelitian yang dilakukan oleh Sunjaya et al., 2024 memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan keuangan organisasi nirlaba melalui implementasi data mart. Dengan mempercepat proses analisis data keuangan dan menyediakan alat visualisasi yang intuitif, seperti dashboard dan pivot table, SATUNAMA dapat membuat keputusan keuangan yang lebih tepat dan terukur. Peningkatan efisiensi ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas organisasi kepada para pemangku kepentingan.

Secara keseluruhan, implementasi data mart seperti yang diuraikan dalam artikel ini adalah langkah strategis yang sangat relevan bagi organisasi nirlaba yang ingin mengoptimalkan pengelolaan keuangan mereka di tengah keterbatasan sumber daya. Namun, untuk mencapai hasil yang lebih maksimal, SATUNAMA disarankan untuk terus memperluas integrasi data keuangan dari tahun-tahun sebelumnya dan menstandardisasi proses pelaporan keuangan guna mendukung analisis yang lebih mendalam. Dengan demikian, organisasi nirlaba akan semakin siap menghadapi tantangan masa depan dan menjaga keberlanjutan operasionalnya.

Referensi

Sunjaya, S., Filiana, A., Ernawati, L., & Virginia, G. (2024). Pengembangan Data Mart Keuangan untuk Organisasi Nirlaba. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, 10(2), 200-214. https://doi.org/10.28932/jutisi.v10i2.7515

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun