Mohon tunggu...
amarylis khansadellagoza
amarylis khansadellagoza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

memiliki hobi pada bidang kesenian dan kuliner. memiliki kepribadian yang ceria dan ramah. tertarik dengan konten sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Teori Konflik Lewis Coser

31 Oktober 2023   23:13 Diperbarui: 31 Oktober 2023   23:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Organisasi adalah satu kesatuan atau susunan yang terdiri atas dua atau lebih individu yang berkumpul dalam satu wadah yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda. Organisasi pemuda menjadi wadah unyuk anak muda mengembangkan bakat dan minat serta pengalaman berkelompok. Saya tergabung dalam organisasi kepemudaan yang ada di kampung saya. Anggota organisasi ini terdiri dari beberapa pemuda dari setiap RT.

Banyak kegiatan yang kami lakukan seperti kegiatan keagamaan setiap bulan Ramadhan, kegiatan kesenian seperti Jagalan Festival dan Pasar Lawas Mataram, kegiatan sosial seperti bakti sosial, bersih-bersih desa, dan pengelolaan sampah di desa tempat saya tinggal yaitu Desa Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Bantul. Pada bulan Agustus 2023 kemarin, kami mengadakan Pekan Olahraga dan Seni Sayangan dalam memeriahkan acara HUT kemerdekaan Indonesia yang ke 78. Acara tersebut berlangsung dari 29 Juli sampai 26 Agustus 2023, yang dibagi menjadi beberapa acara mulai dari kompetisi e-sport, jalan sehat dan senam, kompetisi karambol, lomba mewarnai, kompetisi badminton, lomba memancing, lomba 17an, panjat pinang, dan ditutup dengan malam puncak kesenian.

Dalam acara tersebut, kami para pemuda dibagi menjadi beberapa kepanitiaan. Persiapan demi persiapan kami lakukan demi suksesnya acara tersebut. Mulai dari rapat rutin setiap hari jumat dan minggu serta mencari sponsorship guna menunjang acara tersebut. Pada saat rapat, tak jarang kami selalu berdebat dan memiliki perbedaan pendapat satu sama lain. Namun, kami tetap merundingkannya dengan kepala dingin. 

Dengan adanya konflik tersebut semakin mempererat integritas kami sebagai kelompok, membangun ikatan internal yang lebih kuat, dan membangun sikap kedewasaan setiap individu dilihat dari cara kami menyelesaikan konflik tersebut dengan melakukan musyawarah bersama dan melakukan votting yang dipimpin oleh ketua pelaksana. Orang yang pendapatnya tidak terpakai akan tetap menerima pendapat orang lain. Saya melihat hal tersebut sebagai konflik aktif atau overt conflict karena menunjukkan perbedaan pendapat dalam suatu kelompok serta bersifat non realistis karena terdapat perbedaan persepsi didalam kelompok yang tidak selalu didasarkan pada fakta atau kenyataan yang ada.

Saya mengenal teori konflik Lewis Coser dari jurnal yang saya baca yang berjudul Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern Vol 3, 32-48 (2017). Dalam jurnal ini membahas mengenai teori konflik Lewis A Coser sebagai teori konflik yang modern lebih bersifat kompleks dan muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural. Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan, dan pemelihaaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok (Lewis Coser, 1956). 

Menurut Coser, konflik dibagi menjadi dua yaitu konflik realistis dan konflik non realistis. Konflik realistis berasal dari kekecewaan tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang ditunjuk oleh obyek yang dianggap mengecewakan. Sedangkan konflik non realistis bukan berasal dari tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. dalam pemahan saya, konflik merupakan hal yang wajar dalam sebuah kelompok. Tidak bisa dipungkiri, dalam setiap kelompok pasti selalu terjadi konflik baik itu positif maupun negative, tetapi dari teori konflik yang disampaikan oleh Lewis Coser, kita harus memandang konflik sebagai alat untuk memperkuat integritas dan sebagai alat untuk membangun ikatan internal didalam group.

Teori konflik pertama kali dikenalkan oleh Karl Marx yang merupakan seorang filsuf asal Jerman. Menurutnya teori konflik adalah pertentangan dari perbedaan kelas. Kemudian Lewis A Coser memberikan pendapatnya mengenai teori konflik yang memiliki pandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial. Lewis Coser merupakan seorang mantan presiden Asosiasi Sosiologi Amerika yang lahir pada 27 November tahun 1913. Beliau lahir di Berlin, Jerman dan meninggal dunia pada 8 Juli 2003 di Cambridge, Massachusetts, Amerika pada usia 90 tahun. 

Dalam perkembangan karier sosiologinya, beliau terpengaruh oleh pemikiran Georg Simmel, Emile Durkheim, Sigmund Freud, dan Max Scheler. Kehidupan sosial politik seorang Lewis Coser tidak jauh dari sosiologi. Beliau adalah seorang sosiologis terkenal yang melahirkan pemikiran atau teori sosiologi modern. Beliau memberikan analisis mengenai konflik sosial dan integrasinya dengan masyarakat. Coser juga banyak melakukan penelitian mengenai berbagai bentuk integritas sosial.

M Wahid Nur Tulaeka, Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern, Vol. 3, Jurnal Studi Agama-agama, 2017, Hal. 32-48

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun