Fenomena kekerasan seksual makin menampakan eskalasi kejahatan yang luar biasa, pelakunya pun menunjukkan fakta yang mencengangkan, dari mulai dilakukan oleh berpuluh berbelas orang, juga dilakukan oleh anak kepada anak. Menyakitkan.
Siapakah yang merasa terpojok? Apakah orang tua atau penegak hukum?. Yang pasti pemerintah! Disain perlindungan anak harus mampu memberikan pandangan-pandangan progresif perlindungan dari hulu hingga ke hilir. Kasus-kasus yang saat ini marak perlu penyikapan strategis, bukan hanya menunjukkan renungan dan keprihatinan. sudah terlalu banyak mengecam dan menangis.
Dalam kasus anak di bawah umur mengikuti pesta seks kelompok LGBT, membutuhkan peran strategis berbagai pihak dalam penanganannya, terutama peran pemerintah. Lagi-lagi birokrasi harus memberikan ejawantah secara bertahap dan terencana pada problematika kekerasan seksual ini. Faktor sosial budaya yang kini mengalami lompatan era, dari non digital menjadi digital, dari manual kepada Hightec menuntut birokrasi untuk meninggalkan budaya kerja yang lamban, sporadis bahkan tidak punya target,
Pendidikan seks merupakan salah satu substansi tujuan kesehatan reproduksi yang harus dimanifestasikan dalam program pemerintah. Kesehatan reproduksi merupakan tujuan dari perlindungan hak reproduksi yang harus dilindungi, dihormati dan dipenuhi sejak dini. Bagaimana kepentingan geerasi yang kuat dan  sehat di msa yang akan datang ini akan kita miliki, jika pada fase ini kita luput bahkan miskin program yang berorientasi pada pemenuhan hak reproduksi.
Pendidikan seks meliputi informasi yang harus diketahui tentangÂ
1)Mengetahui informasi seksual bagi remaja
2)* Â Kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas
3)* Kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
4)* Masalah-masalah seksualitas remaja
5)* Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas
Oleh sebab itu, pendidikan seks harus diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan umur mereka. Anak 0-3 tahun merupakan kelompok kecil yang sudah bisa melihat, memegang bahkan bertanya apakah organ tubuh ini dan apa gunanya, bagaimana menjaganya dan bagaimana diperlakukan. Kemudian usia 4 -10 Tahun adalah periode rawan antara mengetahui dan bagaimana merawatnya serta pengalaman baru pada perubahan bentuk dan fungsi, terlebih lagi usia 10 -18, dimana anak memasuki fase puber sempurna dan remaja menuju dewasa, dimana sensasi organ seksual dibarengi oleh gejala kematangan emosi, baik itu secara psikologis, hadir dari dalam, juga dari lingkungan dimana mereka berkumpul dan berkawan.