Siapa sih, yang sekarang ini tidak mengenal internet? Dari anak-anak kecil hingga orang dewasa setidaknya pernah menjelajah dunia internet setidaknya sekali. Untuk kamu sendiri, kira-kira berapa kali kamu berselancar di dunia maya dalam sehari?
Tahukah kamu bahwa menggunakan internet juga punya etikanya? Hampir delapan puluh persen netizen (sebutan untuk pengguna internet) yang menggunakan internet sehari-hari malah tidak mengetahui apa saja etika berinternet.
Bagi kamu yang penasaran, etika dalam berinternet sebenarnya sangat mudah untuk diingat dan ditaati. Bersadarkan UU ITE, etika berinternet antara lain adalah tidak terlalu banyak menggunakan kutipan, hindari plagiarisme sebisa mungkin, menjaga privasi baik diri sendiri maupun orang lain, serta bersikap sopan---dalam hal ini menjaga gaya penulisan saat berkomunikasi dengan sesama pengguna internet.
1. Penulis konten
Mereka yang pekerjaannya bersinggungan dengan kreativitas memang sangat dekat dengan isu plagiarisme. Penulis konten adalah salah satunya.
Mereka diharuskan menulis artikel atau pun bentuk tulisan lainnya dalam sebuah website atau majalah daring dengan tujuan mengisi konten situs tempat mereka bekerja. Dengan konten-konten yang mereka hasilkan, diharapkan situs tersebut dapat terlihat aktif dan mengundang banyak pengunjung.
Tidak selamanya para penulis konten memiliki ide untuk diubah menjadi tulisan menarik. Kadang kala timbul rasa malas untuk menulis karena tidak ada ide. Ini biasa disebut dengan writer's block.
Sedihnya, permintaan konten tidak pernah peduli dengan suasana hati para penulis. Ya, seorang penulis profesional memang dituntut selalu mampu menyediakan karya untuk dimuat dalam situs tempat mereka bekerja.
Untuk mengatasi writer's block, para penulis biasa mengakalinya dengan melihat-lihat situs atau blog yang menyajikan konten serupa dengan yang mereka tulis.
Setelah melihat-lihat karya milik orang lain, diharapkan penulis bisa mendapatkan inspirasi untuk ditulis. Minimal, penulis akan mendapatkan dorongan untuk kembali berkarya.