Lingkungan lahan basah menjadi prioritas bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Kami mengambil kesempatan ini untuk menguraikan humer basah di lingkungan. Konvensi Ramsar mendefinisikan lahan basah sebagai:Termasuk daerah di mana kedalaman air tidak melebihi 6 meter pada saat air surut.
Secara umum, lahan basah adalah suatu wilayah berbentuk daratan di permukaan bumi, yaitu daratan yang terendam secara permanen (tetap terendam) atau terendam secara musiman.Lahan basah diklasifikasikan menjadi tiga jenis: lahan basah laut, lahan basah terestrial dan lahan basah buatan.
Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Oleh karena airnya selalu berganti dalam beberapa waktu, hal ini mengakibatkan kondisi air di wilayah rawa menjadi tidak terlalu asam sehingga beberapa spesies hewan maupun tumbuhan mampu beradaptasi dengan lingkungan. Bakau, rumbia dan nipah merupakan tanaman yang sering ada di daerah ini.
Rawa pasang surut memiliki keadaan yang berbeda dengan daerah rawa yang airnya selalu tergenang seperti rawa swamp dan marsh dimana pada dua jenis rawa ini airnya bisa sangat masam dan warnanya kemerah-merahan karena terjadi reaksi oksida besi (pH tanahnya berkisar antara 4--4,5) sehingga airnya sulit digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
KLASIFIKASI JENIS-JENIS RAWA
Genangan lahan rawa dapat disebabkan oleh pasangnya air laut, genangan iar hujan, atau luapan iar sungai. Berdasarkan penyebab genangannya, lahan rawa dibagi menjadi tiga yaitu rawa pasang surut, rawa lebak, dan rawa lebak peralihan.
- Rawa  Pasang surut
Rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua yaitu pasang besar an pasang kecil.
- Rawa Lebak
- Rawa lebak adalah wilayah daratan yang mempunyai genangan hampir sepanjang tahun minimal selama tiga bulan dengan tinggi genangan minimal 50 cm. Rawa lebak secara khusus diartikan sebagai kawasan rawa dengan bentuk wilayah berupa cekungan dan merupakan wilayah yang dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai levee atau antara dataran tinggi dengan tanggul sungai. Bentang lahan rawa lebak menyerupai mangkok yang bagian tengahnya paling dalam dengan genangan paling tinggi. Semakin ke arah tepi sungai atau tanggul semakin rendah genangannya. Sedangkan rawa lebak yang dimanfaatkan atau dibudidayakan untuk pengembangan pertanian, termasuk perikanan dan peternakan diistilahkan dengan sebutan lahan rawa lebak. Rawa lebak yang sepanjang tahun tergenang atau dibiarkan alamiah disebut rawa monoton.
- Rawa Lebak Peralihan
Lahan rawa lebak yang pasang surutnya air laut masih terasa di saluran primer atau di sungai. Pada lahan seperti ini, endapan laut yang dicirikan oleh adanya lapisan pirit, biasanya terdapat pada kedalaman 80 - 120 cm di bawah permukaan tanah.Â
METODE PENELITIAN
Penelitian penulis menggunakan metode kuantitaif,dengan datang dan mengamati langsung ke lokasi Rawa Pasang Surut yang ada di Sungai Bakung,Kecamatan Sungai Tabuk untuk melihat langsung kondisi rawa pasang surut.