Mohon tunggu...
Muhammad Amar Farhan
Muhammad Amar Farhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya memiliki hobi menulis dan bulutangkis. Kegiatan menulis ini biasa saya lakukan ketika memiliki waktu luang begitu juga dengan hobi bulutangkis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rindu Tapi Bukan Aku

14 Desember 2022   21:29 Diperbarui: 14 Desember 2022   21:58 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernahkah anda merasakan bahwa memiliki hari yang begitu singkat hanya karena berpikir berbagai kemungkinan yang seharusnya bisa diwujudkan dengan seseorang yang anda inginkan. 

Namun, dengan atau tanpa alasan orang itu memilih pergi dan menutup segala jalan takdir yang bisa saja terjadi. Bukan sesuatu yang indah untuk direka ulang, setiap masa yang dilalui bersama berubah menjadi kenangan yang mengundang air mata. Kerelaan hati tidak bisa begitu saja terjadi sebab pergi tanpa pamit sama seperti datang tanpa permisi. 

Segala yang harus ditanggung sendiri menjadi semakin berat karena kesendirian itu hadir, memaksa, dan merenggut penguasaan diri. Melepaskan tak sama halnya dengan menerima meski keduanya bukan milik kita. Persepsi terluka akan selalu mengiringi karena rantai trauma yang terus berulang.

Mencoba untuk melupakan selalu menjadi pilihan meski hasilnya palsu. Memaksa hati untuk melangkah menjauh bahkan mencari pelarian hanya untuk mengembalikan ketenangan hati yang riuh tak terkendali.

Perlu dipahami bahwa ia mungkin sudah bahagia dengan hal yang membuat kita begitu terluka. Membuka mata untuk melihat kenyataan dan menerima kenyataan itu adalah salah satu jalan yang baik yang bisa dilakukan. Tak penting seberapa banyak kenangan yang dilalui bersama, masa depan yang menunggu jauh lebih utama. Berlarut-larut dengan kesedihan tak akan merubah ketentuan yang sudah terjadi.

Membangun diri untuk menjadi lebih baik harus dilakukan karena seharusnya luka membuat seseorang lebih mengenal siapa dirinya. Jadikan Tuhan sebagai satu-satunya penolong maka Tuhan akan selalu memberikan pertolongan-Nya. Hiduplah untuk dua alasan yaitu hiduplah untuk dirimu sendiri dan kebahagiaanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun