Namun perlu diingat bahwa dugaan ini masih bersifat spekulatif dan belum ada concrete evidence yang dapat membuktikan adanya campur tangan politik secara langsung. Namun penjelasan secara Kontekstual dengan pendekatan budaya, sosial politik, dan ideologi sangat berpotensi indikasi kecurangan itu terjadi. Pengaruh eksternal dalam pertandingan sepak bola di Asia memberikan dampak yang luas, tidak hanya bagi tim yang berlaga, tetapi juga bagi perkembangan sepak bola di kawasan ini. AFC, Lembaga yang menaungi 47 negara anggota, bisa terdampak buruk jika insiden serupa terus terjadi, yang akan semakin merusak kepercayaan publik terhadap sepak bola Asia. Ketidakadilan dalam pertandingan dapat menghambat kemajuan sepak bola di Asia, karena pelatih dan tim akan lebih sibuk mengkhawatirkan faktor eksternal daripada fokus pada peningkatan kualitas permainan. Akibatnya, reputasi sepak bola Asia menjadi buruk di mata dunia.
Sebagai badan pengatur sepak bola global, peran FIFA memiliki posisi penting terhadap segala bentuk pengaruh eksternal yang merusak integritas dan keadilan dalam pertandingan. Pengaruh eksternal yang dimaksud dapat berupa campur tangan politik, bisnis, atau kepentingan pribadi yang berpotensi memengaruhi hasil pertandingan.
FIFA harus mengambil tindakan tegas dengan memberikan sanksi atas pelanggaran kode etik kepada semua pihak yang terlibat dalam sepak bola, termasuk federasi, negara, pemain, dan official. Kode etik ini melarang segala bentuk kecurangan, match manipulation, and conflicts of interest. Pengaruh eksternal pada pertandingan sepak bola adalah ancaman serius bagi kemajuan sepak bola di Asia. FIFA telah mengupayakan langkah-langkah untuk menangani masalah ini, namun diperlukan komitmen dari seluruh pihak terkait untuk mewujudkan lingkungan sepak bola yang bersih, adil, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H