Mohon tunggu...
Amarfan Rasid
Amarfan Rasid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INTJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indikasi Kecurangan dalam Laga Indonesia vs Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: (Critical Discourse Analysis) Tinjauan Kontekstual

5 November 2024   22:55 Diperbarui: 6 November 2024   06:17 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. chatGPT.com

Indikasi Kecurangan dalam Laga Indonesia vs Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: (Critical Discourse Analysis) Tinjauan Kontekstual

Sepak bola Asia sering kali dipenuhi oleh persaingan sengit, terutama antara tim-tim dari Timur Tengah dan Asia Tenggara, yang sering memicu ketegangan dan ekspektasi tinggi dari para penggemar. Pada tanggal 10 Oktober, pertandingan antara Indonesia dan Bahrain yang disiarkan oleh salah satu media swasta di Indonesia berakhir dengan skor imbang 2-2. Pertandingan ini merupakan perebutan posisi dalam klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia antara kedua tim.

Tim Indonesia menunjukkan ketangguhan mental saat bermain di kandang Bahrain, bahkan sempat memimpin skor 2-1 hingga menit ke-90. Garuda Muda tampak sangat optimis bisa mengamankan posisi kedua di Grup C. Namun, ketertinggalan ini membuat Bahrain memanfaatkan tambahan waktu 6 menit yang diberikan oleh wasit asal Oman. Pada menit ke-90+6, wasit masih melanjutkan pertandingan, dan akhirnya pemain Bahrain, M. Marhoon, berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-90+9.

Hasil imbang ini jelas merugikan Indonesia, terutama karena sejumlah keputusan kontroversial wasit selama pertandingan dan dapat mengundang spekulasi dan pertanyaan mengenai netralitas AFC, serta dugaan adanya pengaruh negatif di balik keputusan tersebut. Bagaimana sikap FIFA terkait hal ini? Apakah ada campur tangan yang mencoreng fair play sepak bola di Asia?

Keputusan wasit (Ahmed Al Kaf) menjadi bagian dari analisis wacana kontekstual dari postingan-postingan dengan Tagar yang dipasang di media sosial (#90+6=99, #AFCMAFIA, dst.). Ahmed Al Kaf memberikan tambahan waktu yang cukup lama menjadi fokus diskusi diberbagai Platform digital.  Banyak pihak berpendapat bahwa tambahan waktu yang diberikan tidak proporsional, dan hal ini menambah ketegangan dalam pertandingan. Banyak media Nasional dan Internasional menyoroti keputusan dalam laga tersebut (CNBC Indonesia, 2024). Wasit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aturan permainan (Laws of the Game, INSIDE FIFA) diterapkan dengan benar selama pertandingan. Ini termasuk memberikan keputusan tentang pelanggaran, gol, dan lainnya. Wasit juga mengawasi seluruh jalannya pertandingan, dari awal hingga akhir, untuk memastikan bahwa semua pemain dan ofisial mematuhi aturan.

Kejanggalan yang terdapat dalam pertandingan Indonesia vs Bahrain menjadi perbincangan hangat bukan hanya di media Asia tetapi juga di media Eropa seperti BBC. Kurang lebih 20 menit sebelum laga berakhir dan Indonesia sudah unggul atas Bahrain 2-1, perilaku Ahmed Al Kaf sebagai wasit terlihat berpihak pada tuan rumah dengan ulang kali memberikan hadiah pelanggaran kepada tuan rumah, di sisi lain Indonesia sangat tidak diuntungkan dengan kebijakan wasit yang terlihat keberpihakan pada tuan rumah dengan memberikan beberapa kartu kuning pada Tim Merah Putih. Selain itu, penalti yang kontroversial  dari Bahrain terkesan dipaksakan. Kontak fisik antara pemain Indonesia dan pemain Bahrain tidak cukup kuat untuk dianggap sebagai pelanggaran penalti. Wasit (Ahmed Al Kaf) juga membiarkan pertandingan berjalan dan tidak meniup peluit panjang walaupun waktu sudah menunjukan berakhirnya pertandingan tersebut hingga peluit itu dibunyikan saat bahrain sudah menambah satu buat gol dan skor menjadi 2-2.

Pengaruh eksternal dalam pertandingan Indonesia vs Bahrain sangat kuat, Intervensi politik dalam sepak bola sangat terlihat. Banyak conspiracy theory bermunculan di kalangan suporter sepak bola, terutama ketika ada hasil pertandingan yang mengejutkan atau kontroversial.  Pertandingan tersebut menjadi sorotan utama bukan hanya karena hasil imbang yang dramatis, tetapi juga karena adanya dugaan kuat pengaruh eksternal yang memengaruhi jalannya pertandingan. Ada beberapa faktor eksternal yang diduga kuat berperan. Dengan menggunakan teori Fairclough (1989) menjelaskan bahwa terdapat hubungan dialektis antara praktik sosial dan pembentukan wacana, di mana wacana memengaruhi struktur sosial, dan sebaliknya, struktur sosial juga membentuk wacana. Wacana memiliki peran dalam membentuk dan mengubah pengetahuan, hubungan sosial, serta identitas sosial. Wacana juga terbentuk dalam konteks kekuasaan yang terkait dengan ideologi.

Konteks Sosial, Budaya dan Politik

Adanya campur tangan dan  tekanan politik yang mempengaruhi keputusan wasit (Ahmed Al Kaf). Praduga bisa saja terjadi pada  Presiden AFC (Asian Football Confederation) 2014 sampai sekarang bernama Salman bin Ibrahim Al-Khalifa berasal dari negara Bahrain (The AFC.com), ini satu alasan ada mafia sepak bola Asia yang bermain dibalik layar untuk menguntungkan tim tertentu. Indikasi lain menunjukan kecurangan wasit (keberpihakkan) dalam memimpin laga antara Indonesia vs Bahrain terdapat konteks budaya antara Oman dan Bahrain memang memiliki banyak kesamaan budaya, sejarah, dan letak geografis yang berdekatan. Hal ini dapat menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat antara wasit asal Oman dengan timnas Bahrain. Hubungan secara sosial politik yang mempengaruhi jalannya pertandingan terdapat keberpihakan di atas rumput hijau. Hipotesis bahwa adanya campur tangan politik dalam keputusan wasit Ahmed Al Kaf beberapa kemungkinan untuk mendukung hipotesis ini.

Hubungan bilateral Bahrain dan Oman memiliki hubungan bilateral yang cukup dekat, baik secara politik maupun budaya. Adanya tekanan dari pihak Bahrain kepada federasi sepak bola Oman untuk "membantu" timnas Bahrain bukanlah hal yang sepenuhnya mustahil. Di lain sisi, Presiden AFC saat ini berasal dari Bahrain, hal ini dapat memberikan pengaruh tidak langsung terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh federasi sepak bola di kawasan Asia, termasuk dalam hal penunjukan wasit. Selain itu, Presiden AFC Salman bin Ibrahim Al-Khalifa juga menjabat sebagai Wakil Presiden Senior FIFA (Wikipedia) . Dengan jabatan yang begitu strategis, kesempatan bisa dimanfaatkan oleh Timnas Bahrain secara maksimal guna memuluskan menuju Klasemen terbaik grub C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Dalam sepak bola, politik seringkali digunakan sebagai alat untuk memenangkan pertandingan tertentu. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa ada kepentingan politik yang melatarbelakangi keputusan wasit yang kontroversial ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun