Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wayang Jogja Night Carnival #7 "Lokananta Arjuna Anugraha"

8 Oktober 2022   13:44 Diperbarui: 8 Oktober 2022   13:48 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang masuk Tugu dalam rangka WJNC (sumber: dokumentasi pribadi)

Perayaan hari ulangtahun Kota Yogyakarta memang selalu spesial. Minggu pertama bulan Oktober, akan selalu dipenuhi oleh berbagai kegiatan seni budaya yang meriah. Syukurlah tahun ini pandemi sudah mereda dan warga Yogyakarta sudah dapat kembali menikmati atmosfer perayaan ini. Wayang Jogja Night Carnival, atau WJNC, adalah puncak perayaan hari ulangtahun Kota Yogyakarta yang selalu ditunggu. WJNC ini telah berjalan selama tujuh tahun dan tidak pernah gagal menghibur. Perayaan hari ulangtahun Kota Yogyakarta ke-266 tahun inimengangkat tema "Sulih, Pulih, Luwih". Sulih yang berarti kemauan untuk beradaptasi dengan zaman, pulih yang berarti kembali dan bangkit, serta luwih yang berarti lebih, menggambarkan tekad Kota Yogyakarta yang ingin terus beradaptasi dengan zaman. 

Secara khusus, WJNC juga memiliki tajuk "Lokananta Arjuna Anugraha" yang bermakna gamelan terhormat yang ditabuh saat upacara dewa-dewi. Dikutip dari caption Instagram Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, dalam kisah pewayangan, Lokananta ini hanya ditabuh secara khusus dalam dua acara, yaitu pernikahan Baladewa-Erawati  dan pernikahan Arjuna-Sembadra. Tema ini diambil sebagai wujud syukur bersama masyarakat Kota Yogyakarta karena telah melewati masa pandemi covid 19, sekaligus wujud dukungan atas gamelan yang ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO. 

WJNC kali ini akan dimeriahkan oleh penampilan dari 14 kemantren Kota Yogyakarta, Hudson dan Om Wawes. Saya sangat beruntung dapat menyaksikan kemeriahan gelaran WJNC ini kembali setelah pandemi. Tidak ingin mengambil resiko, saya pun memutuskan untuk berangkat dengan menggunakan jasa transportasi online Gojek, karena ternyata, ada voucher khusus WJNC dengan kode GOJEKWAYANG, saya bisa mendapatkan cashback sebesar Rp. 6.000 untuk GoRide dan Rp. 11.000 untuk GoCar, sangat menguntungkan. Saya berangkat pukul 17.30 untuk menghindari kemacetan, karena acara akan dimulai pukul 18.30, namun ternyata ketika saya sampai lokasi sudah ramai. Saya kemudian menuju ke arah timur Tugu dan menyeberang ke pertokoan sebelah selatan jalan Sudirman. Karnaval akan melalui rute Jalan Sudirman-Tugu-Jalan Margo Utomo dan akan menampilkan koreografi disana. Panggung utama, tenda VIP dan tenda pers pun berada di selatan Tugu menghadap ke Tugu. Beruntung bagi masyarakat yang sedang berada di restoran maupun cafe disana bisa menonton dari lantai atas. Masyarakat juga bisa menonton live streaming WJNC #7 ini di kanal Youtube Pemkot Jogja dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.

Acara dibuka dengan penampilan dari Hudson, naik becak, di Tugu, dengan latar kegiatan masyarakat, indah sekali. Dilanjutkan dengan opening dance, dan penampilan dari adik-adik pelajar Kota Yogyakarta yang menggunakan pakaian adat, lucu lucu deh, saya jadi berasa ingin menjadi siswa kembali. Kemudian dilanjutkan dengan karnival dari 14 kemantren di Kota Yogyakarta, ratusan pelaku seni dikerahkan untuk acara malam ini. Wah, saya benar-benar terpukau, bahkan teman-teman saya dari perantauan pun berkomentar, "Kenapa ya orang sini (Jogja) kalo ada acara budaya gitu effort-nya gede banget", sebagai warga lokal saya setuju. Seperti tema-nya, peserta membawakan berbagai cerita pewayangan, dengan berbagai kostum, ogoh-ogoh dan properti yang wah banget deh pokoknya.

Menuju kemantren terakhir, masyarakat yang menonton sudah berdesakan ingin menuju arah Tugu. Saya dan teman-teman saya pun turut terbawa arus manusia. Acara ditutup dengan penampilan Om Wawes di panggung utama, saya dan teman-teman saya turut menyanyi 'Sayang' dari hati yang terdalam, ditambah percikan hujan gerimis yang malah membuat kami semakin mendayu. 

Tugu Jogja dengan latar kembang api (sumber: dokumentasi pribadi)
Tugu Jogja dengan latar kembang api (sumber: dokumentasi pribadi)

Saya sangat senang dapat menyaksikan WJNC ini bersama teman-teman saya yang adalah orang perantauan. Acara ini tentu akan dikenang juga oleh mereka, "wah ketika saya berkuliah di Yogyakarta dulu, saya melihat perayaan ulangtahun kota yang begitu meriah!", apalagi ini adalah tahun-tahun terakhir mereka berkuliah. Saya selalu senang mengajak teman-teman saya yang perantauan untuk mengenal kota kelahiran saya lebih dekat. Menurut saya, cukup sia-sia apabila anda menghabiskan bertahun-tahun di suatu kota namun tidak mengenal kota tersebut. Sekali lagi, mangayubagya, sugeng ambal warsa Ngayogyakarta ingkang kaping 266, mugi tansah rahayu, tentrem, guyub rukun, gemah ripah loh jinawi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun