Mohon tunggu...
Amara Nabila
Amara Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Kreatif Pengolahan Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik untuk Meningkatkan Produktivitas Kebun Gizi di Desa Gilirejo

15 Februari 2024   17:55 Diperbarui: 15 Februari 2024   17:57 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi, 2024

Desa Gilirejo, 15 Februari 2024 -- Program kerja "Pengolahan Limbah Makanan Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik untuk Meningkatkan Produktivitas Kebun Gizi" telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 1,6, dan 7 Februari di Desa Gilirejo, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Acara ini merupakan salah satu program kerja monodisiplin dari Amara Nabila Mahdiyah yang merupakan bagian dari TIM I KKN Undip 2023/2024. Amara yang memiliki latarbelakang ilmu perencanaan wilayah tergerak untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang ada pada Desa Gilirejo.

Sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Desa Gilirejo yang bukan hanya dilakukan pada skala besar saja, melainkan juga pada skala kecil. Sektor pertanian skala kecil yang dilakukan di Desa Gilirejo yaitu dengan pembuatan kebun gizi. Kebun gizi terdapat pada setiap dasa wisma di Desa Gilirejo. Diketahui pula bahwa Desa Gilirejo merupakan desa yang memiliki kelompok dasa wisma terbanyak di Kecamatan Wonosamodro, yaitu sebanyak 44 Dasa Wisma. Di satu sisi, Desa Gilirejo memiliki masalah berupa banyaknya limbah makanan rumah tangga yang dihasilkan. Limbah tersebut kemudian juga tidak memiliki pengolahan yang baik, biasanya hanya dengan cara dibakar, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat Desa Gilirejo. Bergerak dari potensi dan masalah tersebut, Amara melalui program KKN menginisiasikan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga.

Transformasi limbah rumah tangga menjadi pupuk organik merupakan sebuah solusi terhadap limbah makanan yang dihasilkan oleh rumah tangga di Desa Gilirejo.  Program ini menjawab dua masalah utama di Desa Gilirejo, yakni banyaknya limbah makanan rumah tangga dan pengolahan sampah yang belum ramah lingkungan. Dengan metode sosialisasi dan demonstrasi, Amara mengajak ibu-ibu PKK untuk terlibat serta dalam pengolahan limbah rumah tangga dalam pembuatan pupuk organik. Limbah makanan rumah tangga yang digunakan untuk membuat pupuk, yakni cangkang telur dan kulit bawang.

sumber: dokumentasi pribadi, 2024
sumber: dokumentasi pribadi, 2024


Cangkang telur mengandung 90% kalsium karbonat yang dapat berguna untuk menutrisi dan menyuburkan tanaman. Cara pembuatan pupuk organik dari cangkang telur, yaitu kumpulkan cangkang telur, cuci dan keringkan cangkang telur, haluskan cangkang telur; lalu pupuk organik cangkang telur dapat langsung diaplikasikan pada tanaman dengan dosis 1 sdm untuk pot dengan diameter <25cm dan 2 sdm untuk pot dengan diameter >25cm. Sedangkan, kulit bawang mengandung antioksidan yang dapat berfungsi sebagai pestisida nabati yang dapat mencegah hama tanaman. Cara pembuatan pupuk organik cari dari kulit bawang ini juga sangatlah mudah. Sisihkan kuliat bawang hasil sisa masaka, Campurkan sekitar 100 gram kulit bawang ke dalam air sekitar 300 ml. Biarkan kulit bawang tersebut terendam selama 24 jam atau semalaman. Setelah 24 jam, air rendama kulit bawang dapat diaplikasikan ke media tanam. Air rendaman kulit bawang dapat diaplikasiakn dengan cara disiram ke media tanam. Ampas kulit bawang sisa rendaman dapat digunakan sebagai pupuk padat dengan mencampurkannya pada media tanam.

sumber: dokumentasi pribadi, 2024
sumber: dokumentasi pribadi, 2024

Program ini dilaksanakan dengan metode sosialisasi dan demonstrasi ke pertemuan rutin Dasa Wisma selama 3 hari, yaitu pada tanggal 1, 6, dan 7 Februari 2024 di Dukuh Gunung Wangon, Gumul, Tumpuk, Punden, dan Buluk. Sosialisasi yang dilakukan sukses menggaet perhatian ibu-ibu PKK, diliihar dari total peserta yang mencapai 25 orang per dasa wisma. Ibu-ibu PKK memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam memahami pengolahan limbah rumah tangga. Ibu-ibu PKK juga dilatih secara langsung untuk membuat pupuk organik dari cangkang telur dan kulit bawang. Selain sosialiasasi, ibu-ibu PKK juga diajarkan untuk mengaplikasikan pupuk organik secara langsung pada kebun gizi.

Inovasi pengolahan limbah rumah tangga ini tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan di Desa Gilirejo, tetapi juga memberikan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengelola limbah rumah tangga dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun