[caption id="attachment_177387" align="aligncenter" width="380" caption="gurl.com"][/caption] Saat ini saya tertarik sekali menulis tentang "VIRGINITY" atau "KEPERAWANAN" karena kasus yang dialami oleh salah seorang teman saya. Setau saya, bulan September nanti, dia dan tunangannya akan melangsungkan pesta pernikahan. Kemarin saya menerima telpon dari teman saya itu. Saat saya tanya kabar tentang persiapan acaranya, dia sempat diam sejenak, lalu mulai menangis. Waktu saya tanya persoalannya, dia bercerita kalau tunangannya itu tau dirinya sudah tidak perawan lagi, dan akibatnya tunangannya itu marah besar. Bahkan sampai menampar dan menendang dirinya. Saya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar cerita ini. Peristiwa yang dialami teman saya itu membuat saya berpikir, sebenarnya, apa sih yang dicari oleh seorang pria saat memutuskan untuk menikah? "VIRGINITY" kah atau "KEBAHAGIAAN" kah? Benarkah sebuah kebahagiaan dari suatu pernikahaan diukur dari status PERAWAN atau tidaknya dari pasangan? Bagaimana kalau ternyata pihak calon mempelai pria sudah tidak perjaka, apakah pihak wanita juga berhak untuk marah, bahkan memukul?? Kalau menurut saya, kesiapan seseorang saat memutuskan memilih seseorang sebagai pendampingnya tidak ditentukan tanpa dipikir terlebih dahulu. Ada proses panjang, mulai dari pedekate sampai pergumulan batin untuk meyakini bahwa "DIALAH YANG TERBAIK UNTUK SAYA". Jika didalam prosesnya itu, masing-masing sudah mantap dengan pilihannya, lalu??? Apakah karena sebuah "VIRGINITY", kita harus melupakan apa yang kita yakini? It's that worthy to do? Saat saya menanyakan kepada beberapa orang rekan kerja saya yang lelaki, tentang perasaan mereka jika mereka tau calon istrinya sudah tidak perawan lagi? Jawabannya cukup variasi. Ada yang bilang "TIDAK MASALAH" , "ADA GANJALAN" dan ada juga yang jawab "TIDAK DAPAT MENERIMA". Sebenarnya, seberapa penting sih peranan status VIRGIN itu bagi seorang lelaki? Kenapa sampai segitu marahnya dia saat tau calon istrinya udah gak virgin. Sedangkan jika dibalik bahwa seorang wanita berharap calon suaminya itu HARUS PERJAKA TING TING, gimana coba? Kalau memang seorang pria mengharapkan calon istrinya harus VIRGIN, yaa saran saya jangan pernah tiduri wanita selain istrimu nanti. Toh yang kebanyakan bikin seorang wanita kehilangan keperawanannya juga mahluk yang namanya lelaki itukan? Mana yang lebih baik, menikah dengan seseorang yang bukan PERAWAN, tapi bisa memberi anda kebahagiaan. Atau menikah dengan seorang PERAWAN, tapi hidup anda sengsara? Seperti Bunda Dorce selalu bilang bahwa "KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH", itu artinya tidak ada kesempurnaan di dalam hidup, lalu mngapa kita menuntut kesempurnaan dari pasangan? Daripada sibuk memikirkan "VIRGINITY", lebih baik memikirkan masa depan bersama. Menjadikan ketidaksempurnaan dari masing-masing sebagai sarana untuk saling melengkapi. Andaikata setiap orang sudah dilahirkan sempurna, lalu apa fungsi pasangan bagi dirinya? Bukankah dia telah memiliki segalanya? Maksud saya dari tulisan ini, bukan untuk mendukung "SEX BEBAS", tapi semata hanyalah ingin mengatakan bahwa VIRGINITY bukanlah segalanya, tapi KEBAHAGIAAN itulah segalanya. Saat kamu mencintai, cintailah pasanganmu dalam segala kekurangannya. Dengan demikian kamu belajar mencintai dengan benar. Karena saat kamu mencintai dalam segala kelebihannya, lalu kamu melihat kekurangannya, belum tentu cinta itu masih bisa dirasakan. Salam Perdamaian..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H