Mohon tunggu...
Amara Preditaswara
Amara Preditaswara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Simple

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cari Sensasi dengan Melecehkan Wanita? No Way!

19 April 2012   01:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13347995191189436360

[caption id="attachment_172473" align="aligncenter" width="380" caption="alimancenter.com"][/caption] Maraknya pelecehan seksual dimana-mana membuat saya teringat kembali kejadian yang ingin saya lupakan beberapa waktu yang lalu. Ceritanya pagi itu seperti biasa saya jalan kaki menuju kantor. Entah kenapa hari itu feeling saya bilang supaya tidak lewat jalan sepi itu, tetapi ambil arah menuju taman karena masih banyak waktu. Tapi dasar bandel, walau sudah diperingatkan lewat feeling, saya membandel. Ketika langkah kaki saya sudah hampir sampai ke jalan sepi itu, saya harusnya terus, tapi malah belok. Entah apa yang merasuk di otak saya hari itu. Saya melangkah tanpa rasa curiga atau was-was. Karena sebenarnya saya suka ambil jalan pintas ini kalau sudah telat ke kantor. Selain jaraknya lebih dekat, tidak terlalu banyak menyebrang jalan membuat saya suka jalan di jalan sepi ini. Dengan santai saya jalan sambil otak saya ngelantur kemana-mana. Tau-tau dari arah depan saya muncul orang bersepeda motor mendekat. Karena mungkin otak saya gak lagi di tempat alias mengembara kemana-mana, saya masih saja tidak curiga saat si pengendara motor makin mendekat sambil mengulurkan tangannya. Saya sama sekali tidak menaruh rasa curiga, karena gayanya hanya seperti orang sedang menyetir dengan satu tangan sementara tangan yang satunya itu seperti sedang direntangkan karena merasa pegal. Tapi apa yang terjadi.. dasar lacur!!!.. Ternyata dia memang sengaja mengulurkan tangannya, untuk menyentuh dada saya. Saya kaget bukan kepalang. Untungnya saat itu saya sigap langsung menghindar, tapi sempat tersentuh juga dada saya sedikit. Pengendara motor itu menggunaka helm full face, sehingga saya tidak dapat melihat wajahnya. Sepeda motornya berwarna hitam dengan stripping biru putih, tapi didominasi warna biru. Makian dan sumpah serapah langsung reflek keluar dari mulut saya.  Sebagai wanita, tentu saja merasa sangat dipermalukan dan diperlakukan dengan tidak senonoh oleh penghuni kebun binatang itu. Demi Tuhan, tanpa saya sadari, saya langsung mengutuk lelaki itu. Rasa marah yang amat sangat, membuat saya tidak bisa menangis, tapi tubuh saya gemetar semuanya. Lalu dengan kondisi yang masih schock, saya pun melanjutkan perjalanan menuju kantor, sambil tak henti-hentinya saya berdoa di dalam hati, agar lelaki cabul itu mendapak hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Sampai di kantor, saya menceritakan kejadian yang saya alami kepada teman-teman kantor saya yang wanita. Dan ternyata bukan hanya saya saja yang pernah mengalami kejadian itu, tetapi ada juga beberapa dari teman saya yang mengalaminya. Bahkan mereka lebih parah lagi, sampai, maaf, "diremas" segala. "Duhh.... Gusti.. Ada juga kejadian yang lebih parah yang dialami teman kantor saya yaitu saat dia keluar dari stasiun Sudirman, tiba-tiba ada seorang pengendara sepeda motor yang memang sedari tadi parkir di depan pintu keluar stasiun, mengeluarkan, maaf, "senjata laras panjang"nya untuk dipertontonkan di depan orang-orang yang keluar dari staisun. Kontan seluruh wanita-wanita yang melihat adegan itu menjerit. Lelaki itu ketawa sambil mengendarai sepeda motornya lagi tanpa berusaha untuk menutup "senjata" nya itu. Ya Tuhan..sudah segitu burukah prilaku manusia zaman sekarang ini? Sudah begitu menyimpangkah gaya berpikir manusia yang Kau ciptakan begitu sempurna itu? Dimanakah lagi sang moral dan akhlak manusia sebagai mahluk yang diciptakan mulia oleh Sang Pencipta?? Sungguh saya tidak habis pikir dengan kejadian ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun