Mohon tunggu...
Amar Abdillah
Amar Abdillah Mohon Tunggu... -

Seorang Ayah dengan satu orang puteri. Saat ini merantau di Kalimantan. Seorang penggiat Corporate Social Responsibility.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bahagia itu Sederhana

30 September 2012   15:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:27 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13490182671389974187

Kelahiran seorang anak akan selalu membahagiakan bagi orang tuanya. Linangan air mata bahagia sepasang suami isteri akan mengalir deras ketika tangisan pertama bayi membahana. Senyuman bahagia disertai ungkapan rasa syukur dan doa akan terbit dari setiap keluarganya. Kabar gembira tentang kelahiran seorang anak sampai juga ke telinga kami dari seorang Ibu Bidan di sebuah desa di pelosok Kalimantan yang sedang berbenah diri dalam pembangunan. Seorang anak lahir dari pasangan yang selama ini kami kenal aktif dalam setiap program pengembangan masyarakat yang kami lakukan. Ibu Bidan menyampaikan bahwa bayi lahir normal. Namun sayang, sang Bunda dari bayi tersebut terkena infeksi saluran kemih sehingga tidak bisa buang air kecil. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Ibu Bidan yang masih sangat muda  untuk  mengobati sang Bunda malang tersebut. Dengan kekhawatiran yang mendalam,  Bidan  tersebut berharap jangan sampai pasiennya dirujuk ke Puskesmas di Ibukota Kecamatan terlebih ke Ibukota Provinsi di Palangkaraya, karena jaraknya yang terlalu jauh. Pada  hari kedua kelahiran anak tersebut, datanglah sepucuk surat ke perusahaan kami berupa permohonan transportasi untuk berangkat ke Palangkaraya. Rencananya Ibunda bayi tersebut akan dirujuk ke rumah sakit yang lengkap peralatannya. Ketika dulu Almira, puteri cantik kami lahir dan bilirubinnya tinggi hingga mencapai 18, padahal normalnya 10.Kami sangat sedih karena setiap hari kami harus pulang pergi ke Rumah Sakit Tedja untuk mengantar ASI untuk si Cantik Almira, karena si Cantik Almira harus disinari dahulu agar kembali normal. Kembali ke cerita Ibunda bayi yang tidak bisa buang air kecil tadi. Suami dari Ibu malang itu kenal dekat dengan kami karena beliau aktif di program pengembangan masyarakat yang kami laksanakan. Selanjutnya kami meluncur ke rumahnya dan langsung bertemu keluarga kecil tersebut. Kami mendapati wajah yang cerah dari suami Ibu tersebut. Dengan senyuman yang tulus beliau bercerita bahwa Isteri tercintanya sudah dapat buang air kecil sehingga tidak jadi rujuk ke Palangkaraya. Keluarga kecil tersebut senang, kami pun senang. Tak lupa beliau juga menjelaskan Kakak dari bayi tersebut yang kemarin ikut training operator dump truck yang dilaksanakan dari program community development kami, sekarang ini sudah masuk kerja di salah satu perusahaan tambang di desanya. Ah! betapa sempurna kebahagiaan keluarga tersebut. Oh ya! Nama bayi tersebut diberi nama Septi. Orang tua bayi tersebut meminta agar Ibu Bidan  memberi nama bayinya sebagai penghargaan karena membantu persalinan. Entah sudah berapa nama yang diberikan oleh Ibu Bidan muda untuk bayi-bayi yang lahir di desa yang berada di pedalaman Kalimantan Tengah tersebut. Kami pun pulang dengan wajah penuh senyuman. Gembira karena melihat sebuah keluarga yang sedang berbahagia. Kebahagiaan ternyata tidak dalam bentuk yang megah, wah! ataupun mahal. Kebahagiaan dapat muncul dengan cara yang sederhana seperti bahagia ketika melihat orang lain bahagia. Amar Abdillah Penggiat Corporate Social Responsibility pada Astra Internasional Group Pemilik www.itsibitsy.com – Pusat barang unik No 1 di Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun