Mohon tunggu...
Amar Abdillah
Amar Abdillah Mohon Tunggu... -

Seorang Ayah dengan satu orang puteri. Saat ini merantau di Kalimantan. Seorang penggiat Corporate Social Responsibility.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Baju Presiden

2 Oktober 2015   16:54 Diperbarui: 2 Oktober 2015   17:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan menuju Meulaboh, ibu kota Aceh Barat terasa lama karena melewati jalan yang rusak terkena musibah pasca tsunami. Perjalanan tersebut dalam rangka mengerjakan project investasi di wilayah paling barat Indonesia. Bersyukurlah kami termasuk salah satu prusahaan yang pertama masuk ke Nanggroe Aceh Darussalam dan turut serta membangun Aceh pasca musibah tsunami.

Sambil ngobrol ringan menikmati perjalanan, pimpinan kami menyampaikan hal yang menarik.

“Coba deh!, menurutmu Bapak W dibandingkan dengan Bapak E kira-kira siapa yang akan dipanggil Boss dan orang akan segan ketika bertemu dengan mereka ?”’ Tanya pimpinan

“Bapak W dong pak!”, jawab saya.

“Kenapa?” selidik pimpinan

“Badannya tinggi besar dan selalu rapih”. Jawabku lagi sedikit menjelaskan

“Tepat!. Bapak W badannya sudah tinggi besar, rapih lagi. Orang pasti segan dan hormat ketika bertemu dengannya. Tapi Bapak E karena pendek dan kurus perlu usaha maksimal agar berpenampilan menarik dan disegani orang. Begitupun kamu, kamu harus berusaha maksimal untuk tampil rapi sehingga orang mudah mengenal dan segan terhadap kamu”. Timpal pimpinan. Dan saya mengangguk-anggukan kepala tanda setuju. Yup! Saya termasuk kurus dan pendek juga.

Karena obrolan ringan tersebut, saya senantiasa berupaya untuk berbusana yang rapi walau tidak mahal sehingga tampil sedikit lebih sopan dan baik. Termasuk dalam beberapa kesempatan di luar kedinasan semisal undangan nikahan. Bukan untuk maksud apa-apa, melainkan untuk menghargai diri sendiri, menghormati orang dan menghargai momen.

Dari tokoh-tokoh idola kalangan presiden, sang proklamator republik Indonesia, Bapak Ir. Soekarno adalah idola dari semenjak kecil. Kehebatan beliau sebagai seorang leader menarik minat saya. Nilai-nilai perjuangan beliau sering saya sampaikan pada beberapa momen pembekalan mahasiswa magang maupun orientasi karyawan baru. Dan ternyata banyak yang suka juga dengan sosok yang lahir tanggal 06 Juni 1901 tersebut. Oh iya, kelahiran beliau di Surabaya bukan di Blitar. Pernah saya bertanya salah satu mahasiswi magang di tempat kami tentang sosok sang proklamator, satu kata yang disampaikan mahasiswi tersebut yakni ‘charming” katanya.

Konon tokoh idola saya ini pada usia 20-an sudah berfikir tentang nasionalisme, ikut serta dalam pergerakan-pergerakan nasional, dan merupakan orator ulung. Sungguh sayang sebagian besar pemuda-pemudi sekarang malah lebih banyak eksis di sosial media atau terlalu sering main game di gadget-nya, sering ngumpat dan mengeluh di sosial media namun minim karya. Sedihnya lagi sebagian anak muda usia segitu banyak yang bergaya alay dengan kalimat-kalimat ‘cemungudh eaaaa’ atau membuat status di facebook ‘aKuU y4nG cCelalu ceti4’. Sungguh jaman sudah berubah.

Kembali ke soal busana presiden, bulan April kemarin saya menyempatkan diri berkunjung ke rumah peristirahatan sang Proklamator di Blitar. Saya menyenangi semua kenangan tentang bapak bangsa ini. Rekam jejak dari mulai lahir, jejak studi-nya hingga masa-masa perjuangan tersusun dengan rapi di museum Blitar. Foto-foto kehebatan beliau ketika berorasi dan gayanya ketika melaksanakan kunjungan ke berbagai negara adalah hal yang luar biasa. Dan, dengan baju kebesarannya banyak presiden negara lain menerima dengan khidmat kunjungan beliau. Foto gaya komunikasi beliau dengan baju kebesarannya ketika berbincang dengan tamu menunjukkan tingkat percaya diri yang tinggi. Sungguh di beberapa foto tersebut Indonesia nampak setara dengan negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun