KH. Syaifuddin Zuhri dalam bukunya yang berjudul "BERANGKAT DARI PESANTREN" halaman 526-529, Syaifuddin yang pada saat itu merupakan menteri agama menceritakan keinginan presiden Soekarno yang telah termakan hasutan dari PKI untuk membubarkan HmI. Akan tetapi setelah melalui dialog panjang dengan Soekarno di halaman belakang istana merdeka, akhirnya Soekarno menyerahkan pembinaan terhadap HmI terhadap Syaifuddin yang pada saat itu juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama. Selain itu, Soekarno juga menyadari keberadaan HmI yang berisi anak-anak muda yang progresif tidak seharusnya di bubarkan.
Karena organisasi-organisasi Islam pada saat itu terutama HmI yang terus menerus dihujani rongrongan dan perlawanan dari PKI, pengurus besar Nahdlatul Ulama akhirnya mengeluarkan pernyataan keras bahwa setiap rongrongan dan tuduhan yang dilakukan terhadap kelompok umat Islam akan dianggap oleh NU sebagai rongrongan terhadap umat Islam secara keseluruhan. Pernyataan ini tentu sudah sangat jelas merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap upaya untuk kembali merongrong organisasi bahkan umat Islam yang ada di Indonesia.
Kebenaran Fakta Sejarah
Pada akhirnya sejarah membeberkan dengan jelas siapa sebenarnya yang kontra revolusi, PKI pada puncak aksinya pada tanggal 30 September 1965 telah menjadikannya sebagai salah satu organisasi terlarang di Indonesia. Oleh karena itu, mari jaga keutuhan dan persatuan bangsa dan umat Islam Indonesia. Jangan biarkan peristiwa ini terulang kembali, cukuplah sudah tetesan darah dan air mata membasahi bumi pertiwi. Teruskan perjuangan HmI di masa sekarang dan yang akan datang, karena HmI merupakan organisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Hadist.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H