Dakwah kultural adalah pendekatan yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas, dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya.
 Muhammadiyah (2005) dalam konsep dakwah kultural, seorang da'i berusaha memahami potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berarti memahami ide-ide, adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol dan hal-hal fisik yang memiliki makna tertentu dan hidup subur dalam kebiasaan masyarakat.
dakwah kultural adalah salah satu cara berdakwah yang menggunakan pendekatan budaya, yaitu; pertama, dakwah yang bersifat akomodatif terhadap nilai budaya tertentu secara kreatif dan inovatif tanpa menghilangkan aspek substansial keagamaan.Â
Kedua, menekankan pentingnya kearifan dalam memahami kebudayaan komunitas tertentu sebagai obyek atau sasaran dakwah.Jadi, dakwah kultural merupakan dakwah yang bersifat bottom up, yang melakukan pemberdayaan kehidupan beragama berdasarkan nilai-nilai spesifik yang dimiliki oleh mad'usecara komunal.
Dakwah melalui pendekatan kultural dengan memanfaatkan budaya sebagai sarana media dan sasarannya, di Indonesia khususnya tampak dalam model Wali Songo ketika mendakwahkan Islam di tanah Jawa.
Dakwah kultural model Wali Songo yang kemudian menginspirasi sebagian besar kalangan ulama yang berusaha mengkompromikan terhadap budaya lokal, dimana kelenturannya terhadap budaya lokal dapat melahirkan budaya Islami yang sampai saat ini mentradisi pada sebagian masyarakat Muslim Indonesia
Pendekatan dakwah dengan mengapresiasi dan mempertimbangkan kecenderungan penerimanya, sehingga dakwah bisa tersampaikan dengan tanpa jalan kekerasan (ekstrem). Persoalannya, dakwah yang harus mengedepankan purifikasi agama (pemurnian) semata, pada dasarnya hanya akan membuat dakwah menjadi ganas dan menakutkan ketika dipaksakan pada masyarakat yang sarat dengan budaya.
konteks sosial dan budaya mempengaruhi cara masyarakat menerima pesan agama, konteks ini sangat penting untuk keberhasilan dakwah. Pendakwah dapat menyampaikan pesan secara relevan dan menarik dengan memahami struktur sosial, nilai, dan norma, serta komponen budaya seperti bahasa dan simbol lokal. Untuk dakwah tetap efektif di era kontemporer, pendekatan yang adaptif terhadap perubahan sosial, urbanisasi, dan teknologi juga diperlukan.Â
Pendakwa harus bijak menggunakan media sosial dan media lokal untuk memperluas dakwah dan menyelesaikan masalah sosial seperti kemiskinan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.
 Dakwah dapat menjadi lebih berkelanjutan dalam membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik sesuai dengan prinsip Islam dengan menggunakan pendekatan persuasif dan partisipatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H