Mohon tunggu...
Rabuang Hardi
Rabuang Hardi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Saat ini menjadi Karyawan staf pewarta foto dan pernah menjurai lomba fotografi di kemenkominfo dan

Saya orang yang humble dalam bidang pekerjaan khususnya dunia photografi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Maksimalkan Potensi Desa! NTB Bentuk "Desa Nomic"

9 Januari 2024   19:58 Diperbarui: 9 Januari 2024   20:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wisatawan ikut meramaikan acara pesona budaya di desa Pengadangan Lombok Timur | Foto: Rabuang.

Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat melalui dinas perindustrian kembali melakukan inovasi guna mendukung berkembangnya sektor industrialisasi. 

Setelah mendirikan gallery industri kini satu inovasi bertajuk Desa Nomic / Desa industri  segera hadir.Mengutip pernyataan Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti beberapa waktu lalu,  mengungkapkan bahwa desa nomic merupakan sebuah terobosan baru yang digagas pemprov NTB melalui dinas perindustrian, dimana desa yang memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan atau dimaksimalkan.

"Desa potensial secara ekonomi  akan  kita maksimalkan, tentunya diselaraskan juga dengan dunia industri dan pasarnya". Jelas Nuryanti

Desa nomic yang diinisiasi ini memiliki tujuan utama memaksimalkan potensi satu desa tertentu. Jadi desa Tidak harus banyak produk tetapi desa harus memiliki satu keunggulan produk untuk dibangun ekosistemnya.

Untuk itu, guna memaksimalkan peluang  pasar tidak hanya di dalam negeri namun hingga mancanegara nan besar seperti malaysia dan singapura diperlukan hilirisasi industri serta keberlanjutan produksi dengan kata lain terlebih dahulu  barang mentah diolah menjadi produk semijadi kemudian dipasarkan secara masif.

Konsep desanomic sendiri sejatinya juga dibentuk guna memaksimalkan keberadaan masing - masing Bumdes untuk selanjutnya didorong bermitra bersama pelaku industri/UMKM guna menyerap produk/komoditi unggulan desa tersebut. Dengan kata lain, harus ada rantai panjang agar pendapatan itu merata dari masyarakat ke Industri Kecil Menengah kemudian ke Bumdes selanjutnya bumdes ke pasar.

Setidaknya di tahun 2023 lalu, ada tujuh desa yang dijadikan file project dan di tahun 2024 menargetkan hingga 50 desa potensial dengan berbagai hasil komoditi sektoral seperti kelautan perikanan, pertanian perkebunan, hingga kerajinan tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun