Tentu sudah tidak asing bagi kita yang telah mempelajari berbagai macam hal yang berkaitan dengan anak usia dini pada dua tokoh masyhur yang sama sama mencetuskan teori perkembangan kognitif anak usia dini, yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky.
Jean Piaget adalah seorang ahli perkembangan kognitif yang berasal dari Switzerland. Beliau lahir pada tahun 1896. Ia dikenal sebagai ahli konstruktivis pertama yang beranggapan bahwa belajar merupakan proses pembelajaran yang ditemukan oleh diri sendiri, maksudnya proses belajar seseorang terjadi karena interaksi dan pengamatan yang dilakukan pada lingkungannya.Â
Baca juga: Pengaruh Toxic Parenting untuk Perkembangan Kognitif anak Berdasarkan Teori Ekologi Brofenbanner
Piaget percaya bahwa seseorang belajar dan mengolah pengetahuannya sendiri. Teori yang dijelaskan Piaget ini  dikenal sebagai teori konstruktivisme.
Pada teori tersebut Piaget menjelaskan bahwa ada 4 tahapan anak dalam perkembangan
- Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
- Anak belajar melalui gerak dan inderanya yang meliputi penglihatan, penciuman, pendengaran dan peraba.
- Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
- Pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol yang dapat berupa ucapan maupun perilaku. Anak menirukan secara berulang-ulang tentang apa yang ia dengar. Walaupun anal-anak sudah mengembangkan intelektualnya tapi mereka masih memiliki keterbatasan dan disinilah guru atau pengajar berperan untuk mengenalkan strktur bahasa.
- Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
- Anak dapat berfikir secara logis pada kejadian yang konkret. Pada tahap ini, perkembangan anak didasarkan langsung pada peristiwa atau kejadian yang langsung dialami oleh anak
- Tahap operasi formal (11 tahun-keatas)
- Pada tahap ini anak telah mampu untuk berfikir secara abstrak. Sehingga ia dapat berfikir tanpa melalui peristiwa secara langsung dengan langsung menyimpulkan sesuatu pada nalarnya.
Baca juga: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Lev Vygotsky
Sementara itu, Vygotsky merupakan seorang psikolog perkembangan yang lahir di Rusia pada tanggal 5 November 1896. Vygotsky merasa kurang setuju dengan pendapat Piaget yang meyakini bahwa pengetahuan anak didapatkan melalui dirinya sendiri.Â
Pada temuan Vygotsky di awal abad 20, ia mengoreksi bahwa perkembangan kognitif anak juga dihasilkan dari hasil interaksi dan pengamatan dari lingkungan dan masyarakat. Ia sangat menyakini bahwa perkembangan anak juga didapatkan dari pengaruh sosiokultural.
Pada teori Vygotsky terdapat dua konsep yaitu, ZPD (Zone of Proximal Development) dan Scaffolding. ZPD adalah kemampuan seseorang dalammemecahkan suatu masalah tanpa melibatkan orang lain. Sedangkan scaffolding adalah pemberian sejumlah bantuan yang diberikan pada anak dan seiring berjalannya waktu peberian bantuan tersebut dikurangi dan memberikan alih tanggung jawab seutuhnya pada anak.
Pada pengaplikasian  teori  Vygotsky ditemukan bahwa selain guru atau pembimbing, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak. Dan meski dalam hal ini peserta didik harus terlibat dalam proses pembelajaran aktif para pembimbing juga harus secara aktif mendampingi jalannya pembelajaran.