Mohon tunggu...
Amanullah Fatih
Amanullah Fatih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga (Tenis Meja)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pengaruh Pola Asuh Demokratis terhadap Kecerdasan Emosional

25 Mei 2024   09:40 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pendahuluan :
Remaja dapat diartikan sebagai masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa yang terjadi pada usia 12 hingga 21 tahun. Usia remaja awal biasanya dapat terlihat Ketika anak mulai memasuki tahap sekolah menengah pertama (SMP). berpendapat bahwa seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan seorang anggota keluargaakan mengidentifikasi diri dengan orang tersebut dan ingin mengembangkan pola kepribadian atau tingkah laku yang sama. Masa remaja adalah fase yang penuh dengan gejolak karena perubahan mood yang tiba-tiba berganti tanpa bisa dikontrol untuk menyampaikannya. Di masa ini keinginan untuk memutuskan serta melakukan halhal yang sesuai dengan kemauan diri sangat besar tanpa memikirkan dampak  yang akan terjadi setelah itu. Oleh karena itu, kecerdasan emosional sangatlah berpengaruh dalam perkembangan remaja untuk dapat memutuskan serta bertindak sesuai dengan sebagaimana mestinya. mendefinisikan kecerdasanemosional yaitu kemampuan yang meliputi pengendalian  diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri. Kecerdasan emosional yang baik dapat membuat remaja lebih menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain disekitarnya. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak juga dapat menjadi faktor utama dalam terciptanya kecerdasan emosional pada remaja.
Berbagai macam bentuk pola asuh dapat diberikan kepada anak ketika orang tua ingin memberikan pengasuhan yang terbaik untuk anaknya. pola asuh orang tua adalah kebiasaan orangtua, dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak dalam keluarga. Hal ini digunakan sesuai dengan keinginan orang tua dalam mendidik anak, namun pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang terbaik untuk membentuk pribadi serta perilaku anak kedepannya karena pola asuh demokratis adalah tipe pola asuh yang selalu mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan individu anak.

Isi :
Orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak. Kebersamaan orang tua dengan anak, orang tua memberi kesempatan kepada anak serta anak diberi kebebasan. Selanjutnya, keterbukaan dalam suasana kehidupan keluarga artinya adanya komunikasi dan kepercayaan yang diberikan orang tua kepada anak. Kemampuan orang tua untuk menghayati anak dimana orang tuamampu menjelaskan setiap hal kepada anak. Kosekuensi logis, orang tua memberikan kosekuensi atau hukuman jika dirasa itu perlu diberikan kepada anak serta orang tua selalu menekankan kedisiplinan kepada anak. Kontrol orang tua terhadap perilaku anak  yaitu adanya keterlibatan antara orang tua dan anak serta adanya kontrol secara rasional terhadap kegiatan anak. Adapun aspek kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi diri seperti mencermati perasaan-perasaan yang muncul dan memperhatikan hal penting yang perlu dipahami dalam kemampuan mengenali emosi diri sendiri. Mengelola emosi, berhubungan dengan kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, dan ketersinggungan. Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Mengenali emosi orang lain yaitu kemampuan yang juga bergantung pada  kesadaran diri emosional serta kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain. Membina hubungan, keterampilan dalam mengelola orang lain.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu lingkungan pertemanan, dan lingkungan sekolah. kecerdasan emosional juga dapat dipengaruhi oleh teman sebaya.Teman sebaya dapat membuat seseorang mampu merubah pola pikir dan tingkah laku. Baik buruk perilaku teman sebaya akan mudah ditiru oleh anak terlebih jika anak sering berinteraksi dengan teman sebayanya, maka hal tersebut akan melekat pada diri anak.
Ketika anak mulai memasuki masa remaja, anak akan merasakan masa-masa transisi penuh dengan perubahan dan terjadinya perkembangan yang sangat pesat dibarengi berbagai tuntutanpsikologis yang harus dipenuhi. Anakmengalami fase yang penuh dengan gejolak karena perubahan mood yang tiba-tiba berganti tanpa bisa dikontrol dan tahu apa penyebabnya. orang tua yang dapat memberikan pelatihan emosi yang baik akan membuat anak lebih pandai dalam berteman, tidak banyak mengalami masalah tingkah laku dan tidak mudah melakukan tindakan kekerasan, dengan demikianbukan berarti anak tidak dapat menyampaikan perasaannya. Anak tetap akan megalami kesedihan, marah atau takut dalam keadaan- keadaan yang sulit tetapi mereka lebih mampu untuk menenangkan dan memahami diri mereka sendiri, bangkit dari segala kesedihan dan melanjutkan kegiatan-kegiatan secarabaik,hal ini dapat disimpulkan bahwakecerdasan emosionalnya baik. Oleh karena itu, pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak dapat berpengaruh terhadap kecerdasan emosional serta perkembangan dimasa remaja untuk dapat memutuskan serta bertindak sesuai dengan sebagaimana mestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun