Akhir-akhir ini, tren thrifting baju mulai merebak di Indonesia. Bagaimana tidak? Dengan harga yang murah, kita bisa mendapatkan baju dengan kualitas bagus atau bahkan mendapatkan baju dengan merek terkenal.Â
Selain itu, trhifting baju digadang-gadang juga merupakan salah satu alternatif berbelanja yang lebih ramah lingkungan dan sustainable dibandingkan berbelanja di merek-merek fast fashion.Â
Apa benar seperti itu?
Pada dasarnya, thrifting baju merupakan salah satu alternatif berbelanja baju yang lebih ramah lingkungan dan sustainable karena kita dapat memperpanjang umur sebuah baju sehingga baju tersebut tidak berakhir di tempat sampah.
Namun, apakah dengan thrifting cara kita belanja baju jadi serta-merta sustainable? Belum tentu!
Memang benar, dengan thrifting baju kita jadi dapat mencegah baju tersebut berakhir menjadi limbah, tapi thrifting baju apabila tidak dilakukan secara bertanggung jawab juga dapat menimbulkan masalah lain, yaitu over-consumption.
Over-consumption merupakan salah satu masalah dalam dunia fashion yang membuat dunia fashion menjadi tidak sehat. Tidak jarang, kita membeli baju bukan karena butuh melainkan dorongan emosional; beli baju ketika senang, sedih, setelah gajian, setelah putus cinta, dan lain-lain; dan ini dilakukan dengan sering.Â
Hal ini membuat kita jadi memiliki banyak sekali baju, kemudian baju-baju tersebut menumpuk di lemari, dan berujung tidak pernah dipakai sama sekali. Ujung-ujungnya, baju yang kita beli menjadi sampah juga.
Situasi di atas juga bisa terjadi ketika kita thrifting baju. Memang, kita membeli baju bekas, kita berkontribusi dalam memperpanjang umur sebuah baju, tapi over-consumption is over-consumption. Kalau baju hasil thrifting berakhir tidak kita pakai dan menjadi sampah, maka kegiatan thrifting baju menjadi kegiatan yang tidak sustainable.
Jadi, bagaimana cara agar kita dapat membeli baju dengan sustainable?
Satu hal, kita harus memahami terlebih dahulu bahwa baju yang paling sustainable adalah baju yang sudah kita miliki. Kita sebagai konsumen seharusnya dapat 'menghabiskan' barang-barang yang kita beli. Dalam hal baju, seharusnya kita memakai baju yang telah kita beli sampai fungsinya habis, misalnya:Â
- Habis fungsi karena ukuran badan kita berubah
- Habis fungsi karena baju sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi