Kebutuhan akan energi terus meningkat seiring dengan  kenaikan kemakmuran Masyarakat. Seperti yang  banyak kita kenal  mesin-mesin produksi atau kendaraan  membutuhkan bahan  bakar bensin atau solar. Untuk  mesin berbahan  bakar solar  meliputi mesin diesel seperti  untuk  alat berat, mesin pertanian dan  kendaraan  angkutan.  Minyak solar diperoleh dari minyak bumi yang diproses melalui proses destilasi bertingkat.   Kebutuhan minyak bumi dari masa ke masa terus meningkat. Eksplorasi minyak bumi secara berkelanjutan  akan menurunkan Cadangan minyak bumi  serta bisa jadi  cadangan minyak bumi akan habis di msa mendatang.   Kebutuhan energi yang yang masih sangat tergantung  pada minyakbumi bisa menjadi ancaman  keberlangsungan perekonomian suatu masyakat, karena energi sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat modern.
Tindakan yang harus diambil untuk menjamin keberlangsungan kehdidupan bermasyarakat di masa mendatang,   adalah energi  harus terjamin ketersediannya. Agar energi tetap dapat terpenuhi , maka harus ada inovasi  dalam penyediaan sumber energi, salah satunya adalah dengan diversifikasi sumber energi atau bahan bakar dari energi tidak terbarukan sepertii minyak bumi ke energi terbarukan,  contohnya  energi angin, energi matahari, gelombang laut, dan biofuel.
Salah satu biofuel  yang potensial dikembangkan sebagai energi terbarukan misalnya biodiesel.   Biodiesel  sebagai metil ester asam lemak dapat menggantikan solar dari minyak bumi.  Biodiesel dapat dibuat dari semua bahan  yang mengandung trigliserida seperti minyak nabati atau minyak hewani.  Proses kimiawi pembuatan biodiesel  dengan mereaksikan minyak dengan methanol dengan katalis asam atau basa.
Pada umumnya pembuatan biodiesel menggunakan katalis basa  seperti Kalium hidroksida atau Natrium hidroksida Untuk memperolehnya dapat dibeli di  toko toko kimia secara bebas. Namun  sebenarnya  katalis basa untuk pembuatan biodiesel  bisa dieksplorasi dari limbah biomassa pertanian atau perkebunan.  Peneliti dari Departemen Kimia Universitas Negeri Malang telah mencoba  membuat biodiesel dari bahan baku minyak bekas dan katalis yang digunakan  abu limbah tandan sawit.  Hasil biodiesel yang diperoleh telah dikarakterisasi dan di identifikasi hasilnya sangat baik yakni  beberapa karakter masuk dalam rentangan SNI biodiesel.   Abu limbah sawit dapat digunakan sebagai katalis pembuatan bidoesel  karena hasil pengujian di laboratorium memiliki kandungan oksida logam yang tinggi dan dapat bertindak  basa dalam reaksi trans-esterifikasi pembuatan biodiesel.
Indonesia sebagai negara agraris    sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sehingga banyak dihasilkan minyak sawit kualitas rendah, dan limbah minyak goreng di Masyarakat.  Banyaknya  lahan pengolahan minyak sawit juga menghasilkan limbah tandan sawit. Bahan bahan ini sangat potensial sebagai bahan baku  dan bahan katalis  dalam pembuatan biodiesel.   Sehingga biodiesel ini dapat dibuat meskipun kita tidak menemukan  penjual atau bahan kimia, karena bahan bahan yang digunakan bisa memanfaatkan limbah yang ada disekitar kita,  dan memberikan alternatif diversifikasi minyak solar ke biodiesel.
oleh : Aman SantosoÂ
Peneliti Universitas Negeri Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H