Mohon tunggu...
amang ikak
amang ikak Mohon Tunggu... -

Berusaha menjadi paman yang baik bagi keponakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diatas batang palem yang tumbang

18 Juni 2011   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diatas batang palem yang tumbang aku duduk sendiri, duduk sambil terus menghirup segarnya udara yang gratis ini, segarnya udara yang sudah mulai tercemar bau-bau yang tak sedap, bau asap knalpot bau asap rokok bau pembakaran sampah bau badanku

Diatas batang palem yang tumbang aku menjaga dan mengawasi, menjaga dan mengawasi dua buah hati yang seang belajar dan bermain, belajar berjalan dan berlari, belajar bangkit sendiri setelah terjatuh, belajar berjalan melintasi gundukan dan melibas ilalang, belajar membersihkan telapak tangan dari pasir dan debu setelah terjatuh, belajar terus menatap kedepan, belajar berjalan dan mulai berlari mengejar impian

Diatas batang palem yang tumbang aku melihat burung-burung beterbangan bebas, melihat langit lepas yang sebagian biru dan sebagian keputihan, melihat lalu-lalang kendaraan di jalan, melihat perjalanan hidup anak adam dengan sejuta harapan

Diatas batang palem yang tumbang aku menatap sepasang mata di balik jendela kaca, sepasang mata dengan balutan jilbab putih di kepalanya, sepasang mata yang juga asyik menyaksikan buah hatiku riang bermain dan belajar, sepasang mata yang sendu karena tangisan kasih sayang

Diatas batang palem yang tumbang, disebelah  bangunan yang sebentar lagi tinggal kenangan, di pinggir jalan besar yang sarat kendaran, dibawah langit yang setiap saat menurunkan hujan, di bawah kepakan sayap burung yang terbang, di bawah naunganmu ya Rabb semesta alam

Diatas batang palem yang tumbang, di sore hari ketika magrib menjelang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun