Buonjornooo,,,ibu,,,,, begitu kira-kira ucapan seadanya yang terlontar saat menyambut beberapa wisatawati yang mampir ke kebun Vanili milik salah seorang anggota kelompok tani vanili di desa Loha, Manggarai Barat beberapa pekan lalu.
Dengan dipandu oleh seorang guide lokal, mereka sungguh-sungguh menikmati pesona alam dan komoditas vanili yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
Kunjungan mereka sejatinya memantik euforia dan semangat baru bagi segenap petani vanili yang ada.
Hal utama yang paling terpatri dalam benak mereka dari kunjungan tersebut adalah, bahwasanya komoditas vanili yang tengah dibudidayakan secara masif melalui wadah UMKM sebagai salah satu komoditas unggul tidak hanya dalam konteks lokal sendiri melainkan mendunia atau global.
Selain itu, dengan mengalami langsung kunjungan dari tetamu asing tersebut mulai menambah paradigma para petani dari sisi tujuan usaha yang digeluti.
Dari yang mulanya hanya sebatas berusaha untuk mencari laba dari penjualan hasil produk semata menjadi lebih rangkap dan terpadu yakni, keuntungan yang didapat dari komoditas itu sendiri atau dari sudut pandang agribisnis melainkan dari sisi lainnya dalam hal ini dari segi daya tarik usaha itu sendiri dari sudut pandangan agrowisata sebagai salah satu daya tarik wisata yang mampu menggaet siapa saja untuk melihat dan mengalami secara langsung aktivitas dan usaha tani yang ada.
Telah banyak bukti keberhasilan dan keserasian dari pola usaha tani yang saling terpadu.
Sebut saja misalnya realitas petani yang hidup di pulau Dewata.
Hampir semua petani yang ada telah berhasil mengawinkan pola tani modern antara agribisnis dan agrowisata.
Selain mendapatkan laba secara langsung dari hasil usaha tani yang ada juga dari sisi daya tarik wisata dari usaha tani itu sendiri.