Hampir pasti seribu persen menunjukkan bahwa menggelinjangnya perekonomian warga masyarakat di kampung (Manggarai) itu tak lain berkat dari hasil komoditas pertanian yang ada yang mana salah satunya adalah berkat hasil dari tanaman cengkeh.
Salah satu faktor utama yang menguatkan realitas tersebut di atas adalah ihwal kondisi dari sebagian besar lahan di Manggarai Raya yang sangat subur sehingga hampir semua jenis komoditi pertanian dapat tumbuh hingga menghasilkan panen yang melimpah.
Sebagaimana cengkeh merupakan salah satu dari sekian komoditas yang sangat gemar dibudidayakan oleh petani se-Manggarai Raya hampir setiap tahunnya selalu mendulang hasil yang melimpah.
Hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Bahkan beberapa petani lainnya selalu tak luput dengan julukan miliarder ihwal banyaknya pohon cengkeh yang dimiliki di ladang masing-masing.Â
Akan tetapi, dalam tataran praksisnya, keadaan tersebut justru selalu kontraproduktif dengan situasi dari para petani cengkeh itu sendiri.Â
Beberapa situasi berikut selalu menjadi tantangan yang serius bagi para petani cengkeh di kampung.
Pertama, musim panen selalu bersamaan dengan musim seremoni adat di kampung.
Sebagaimana lazimnya, ketika memasuki bulan Juni hingga Agustus, rata-rata semua buah Cengkeh yang ada sudah mulai matang dan siap untuk dipanen.
Proses ini tergolong cepat jika dibandingkan dengan di wilayah lainnya seperti di Mano (Manggarai Timur) hingga Bajawa (Ngada) yang masih menunggu awal Agustus untuk dipanen.