Sehingga, terjadi polarisasi atau pengelompokan di antara mereka sendiri.
Pertama, para petani yang masih sungkan untuk menyambut perubahan atau hal-hal baru dalam hal pembudidayaan. Mereka ini masih menjadi mayoritas.
Kedua, kelompok petani yang sangat berantusias dalam hal perubahan, atau pola-pola termutakhir dalam membudidayakan vanili.
Kelompok pertama masih enjoy dengan pola pertanian yang konservatif. Mereka enggan untuk belajar hal-hal baru. Dan masih menuntut pembuktian dulu baru mengalami perubahan paradigma.
Sedangkan kelompok kedua jumlahnya sangat sedikit. Posisi mereka sangat kontras dengan kelompok pertama tersebut. Mereka inilah yang secara konsisten terus dibina dan didampingi oleh YDBA.
Realitas polarisasi ini berimbas pada pembedaan dalam hal membudidayakan vanili itu sendiri khususnya dalam hal pemasaran.
Kelompok pertama menjadi lahan subur bagi para tengkulak untuk terus mengendalikan pola harga vanili.
Kelompok kedua sudah tak ada ikatan dengan para tengkulak itu sendiri, karena sudah mulai mengenal dan membangun relasi secara intens dengan pola pemasaran yang resmi.
Hal ini tentunya berkat pendampingan yang diikhtiarkan oleh YDBA itu sendiri.
Prospek Harga Terkini
Sebagaimana vanili merupakan salah satu jenis komoditas berkelas elit (tidak dalam artian hierarki) tentunya tak semudah dan semurah yang dimainkan oleh para tengkulak.