Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menyigi Fenomena Krisis Sumber Daya di Tengah Kelimpahan Sumber Mata Air di Kampung

4 April 2024   12:51 Diperbarui: 4 April 2024   15:50 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan lebih dari para itu, tersebab belum adanya kebijakan pemerintah terkait sumber daya air minum yang teratur dan mudah untuk dijangkau oleh masyarakat.

Dua tahun sudah sejak proyek air bersih itu rampung, kebutuhan air bersih dan air minum di setiap rumah aman terkendali. Hampir setiap hari, air selalu mengalir memenuhi semua kebutuhan rumah tangga. 

Akan tetapi yang menjadi persoalannya adalah ketika keadaan air bersih yang aman tersebut tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan dan manajemen yang baik khususnya terkait dengan pola perawatan dan keamanannya, maka bukan tidak mungkin keadaan yang aman tersebut tentu kembali terancam. 

Persoalan terkait pengelolaan manajemen inilah yang paling krusial terjadi.

Bila ditelaah berdasarkan studi kasus, kendala pertama adalah terkait mindset masyarakat yang masih rendah. 

Hal ini dapat dibuktikan, bahwa sekalipun yang nampak adalah euforia terkait kemudahan dalam mengakses air bersih juga terselubung perilaku-perilaku konservatif dari yang lainnya, seperti dengan memotong pipa hanya gegara jalurnya telah mengganggu kebun atau halaman rumah dan lain sebagainya. 

Tentu pola pikir konservatif yang masih mengakar tersebut yang menghalangi euforia mayoritas masyarakat yang tengah menikmati kemudahan yang ada.

Fenomena perilaku konservatif ini bila dikaji secara mendalam lagi, barangkali merupakan wujud dari luapan kekecewaan terselubung terhadap pemerintah yang selalu berpikir keuntungan mayoritas saja, seraya mengabaikan keadaan kaum minoritas atau marginal terutama dari sebuah praktik pembangunan.

Sebab terkadang dalam setiap kesempatan pertemuan terkait pembahasan proyek atau apapun partisipasi warga masyarakat hanya diwakilkan oleh tokoh-tokoh tertentu. Sehingga keputusan akhir yang diambil tentunya bersifat parsial.

Kelemahan berikutnya adalah regulasi yang memuat pertanggungjawaban dalam mengelola dan mengontrol keadaan air secara masif dan efisien. Kelalaian ini tentu sangat berdampak pada ketidaklancaran aliran air.

Akibat selanjutnya ialah memunculkan kasak kusuk sesama warga yang dipenuhi dengan kecurigaan dan tudingan yang negatif. Bisa-bisa peperangan akan menjadi alternatif yang paling gila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun