Di tepi duka,
Ada bekas luka yang menyayat
Risau dan kesedihan seolah saling bercakap ria,
Menyambut batin yang tersiksa,
Di tepi duka,
Karpet penderitaan membentang panjang,
Menjamu undangan yang bertebaran di setiap temaram senja.
Kemalangan menjadi selimut pembungkus hati yang bersedih.
Di tepi luka,
Ada sukacita yang hendak menanti dari seberang langit,
Lewat fajar baru yang perlahan mengelu-elukan selimut penderitaan,
Memberkaskan terang kehidupan yang selalu berseliweran bersama angin,
Dan
Segemerlap biru langit yang tak lagi berkabut.
NTT, 29 Maret 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!