Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istilah Warung dan Kios Plus Pengalaman Menarik Darinya

20 Januari 2023   10:24 Diperbarui: 20 Januari 2023   12:27 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Sebuah Kios Dekat Rumah Saya (Dokpri.) 

Lalu hal apa kira-kira yang membuat situasi kios di kampung justru terkadang menguji adrenalin atau kesabaran dari para pembeli. Terus kamu nanya?

Sebelumnya apa yang akan saya bagikan ini murni pengalaman saya sendiri pada beberapa kios terdekat di rumah saya. Tidak bermaksud untuk men-generalisasi apalagi mau mendiskreditkan terkait pelayanan kios di wilayah saya.

Saya patut berbangga bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini, di kampung saya sudah banyak warga yang mulai menggeluti usaha kios. Dibanding sebelumnya, kalau mau berbelanja saya mesti joging ringan ke kios punyanya Koh Jawa yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari rumah. Sekarang, selang dua rumah sudah ada kios. Sepelemparan batu lagi sudah ada kios. Pokoknya banyaklah. Dan semua isinya pun hampir-hampir serupa, plus-nya kalau ada gorengan dan pulsa atau bensin dan sopi/tuak. Itu saja. jualan sopi/tuak inilah minuman yang paling laris dan dicari khusus pada malam hari. 

Jadi saya berbangga, karena warga kampung saya sudah mulai merambah dunia bisnis di samping pertanian dan perkebunan.

Suatu kali pada siang bolong saya buru-buru mau beli masako ke salah satu kios terdekat. Kebetulan waktu saya berencana mau bikin sup babi. Rasanya sangat tidak lengkap kalau belum dicampuri masako sebagai penyedap rasa. Akhirnya, saya bergegas cepat meninggalkan periuk yang sudah mulai mendidih dengan sup babinya. Saya berpikir paling Cuma semenit saja saya bisa kembali dengan serenteng masako. Di depan salah satu kios yang terbuka lebar, Seperti biasa saya menyahut pelan, ternyata kosong tak ada siapa-siapa. 

Sekali lagi dengan nada sedikit keras pun tidak ada respon. Ya sudah saya coba memilih bersabar sejenak. Kalau-kalau tuannya mungkin sementara beser di belakang atau sementara santap atau sebagainya. Lima menit berlalu juga masih nihil. Coba teriak dengan suara sekencang-kencangnya tapi tak berani, takut keganggu sama tetangga. Ya sudah, saya pun memilih untuk langsung pulang. 

Dan apa mau dikata, saya menjumpai seperiuk sup babi saya mengering dan hangus di atas api kompor yang masih menyala. Sup babi pun kini tinggal rencana. Tersisa sepiring sambal merah yang sudah diulek sebagai alternatif pelumas nasi siang itu. Apes dah!

Tapi bukan hanya itu saja. Berselang beberapa hari kemudian, tepatnya di saat hari mulai menjelang malam, saya kembali buru-buru ke kios terdekat hendak membeli sabun mandi. Karena saya baru tahu tahu ketika hendak mandi, sabun mandi sudah tidak ada alias habis. Padahal saya sudah dalam keadaan siap bertarung dengan air. Terpaksa dengan handukan saya bergegas ke kios terdekat. 

Namun, yang saya jumpai di sana hanya kios yang masih terbuka sedangkan tuannya pada entah ke mana. Sepintas dengan suara penuh pesimis saya coba menyahut tapi hasilnya sama seperti pengalaman sebelumnya. Apalagi satu-satunya kios terdekat yang memang masih terbuka pada saat itu ya cuma itu saja. Sedangkan yang lainnya sudah pada tutup semua. Ada memang yang masih terbuka tapi letaknya di kejauhan sana. Ah, sudahlah. Terpaksa, sekali lagi saya kembali dan batal untuk mandi. Sekedar beralasan saja yaitu untuk menghemat air. Mau pinjam tetangga juga kurang enak. Apes lagi saya! Bagaimana rasanya sobat-sobat sekalian kalau tidur malam tanpa mandi selama seharian. Auto nyenyak kah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun