Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Ranting dan Tungku Takdir Milik Bunda

22 Desember 2022   10:51 Diperbarui: 22 Desember 2022   11:11 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Infofotografi.com

(1) 

Sebelum fajar membuka mata, telah terkumpul potongan kayu-kayu yang didapat dari rimba asing. 

Dan Bunda, tahu persis untuk memilah potongan-potongan pertama yang siap dijadikan tungku.

Lalu secara bergilir ia merayu dalam semoga, agar di tiap ujung bara perjuangannya, tak lekas dingin lalu menjelma abu. 

(2) 

Berkali-kali kujumpai kesetiaan bunda dalam memisahkan arang-arang yang terlanjur dingin dari tungku kehidupan.

 

Sebab katanya: bila musim tak lagi bersahabat, ia tak lagi menanti arang dari ranting yang berbeda.

 

Hingga sampai pada gilirannya, ia akan dikenang sebagai arang yang pernah menanak nasi serentak menenun kehidupan. 

(3)

Itulah bunda, selalu menjadi simbol dari permulaan kehidupan serta gerbang segala harapan terus mengalir. 

Ia bagaikan arang yang tak pernah padam dalam menanak kehidupan dan mematangkan peradaban serta semua kualitas hidup yang sejati yaitu cinta dan kebijaksanaan.

NTT, 22/12/2022

Selamat Hari Ibu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun