Sejak Juli 2019 kemarin, kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyandang status sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Premium. Sejak itu, pembangunan terkatit penataan kota di seputaran Labuan Bajo terus berjalan hingga saat ini. Â
Beberapa kali presiden Jokowi bersama dengan para menterinya datang untuk memantau secara langsung proses pembenahan kota. Antusiasme warga kota juga begitu besar, ketika kota yang sebelumnya itu sangat amburadul kini mulai dipoles dengan desain yang indah.Â
Terlihat warga Labuan Bajo sudah mulai menikmati ruas-ruas lintasan jalan yang sudah diaspal dengan rapi. Setiap sore banyak warga yang berjalan kaki, jogging dan bersepeda di atas trotoar jalan yang telah dibangun dan bertambah lebar dan telah dihiasi juga dengan pohon.
Lampu jalan pun sudah banyak yang terpasang di atas trotoar tersebut. Sehingga tidak sia-sia pemerintah pusat menggelontorkan dana yang begitu besar, agar destinasi wisata super prioritas di Labuan Bajo ini segera terwujud dan warga yang tinggal di sana turut menikmatinya secara langsung.
Namun, setiap kali pembicaraan basa-basi yang kami lakukan ketika sedang berkumpul bersama dengan warga kampung, sebagian besar topic yang diumbarkan selalu terkait dengan situasi wisata prioritas di Labuan Bajo yang sementara dibangun tersebut.
Banyak yang mengapresiasi, namun banyak juga yang mengkritik terkait wajah kota yang Nampak sekarang. Terutama mengenai tanggung jawab pemerintah daerah terkait kondisi ekologi di Labuan Bajo yang masih jauh dari maksimal.
Problem ini jelas terlihat di sepanjang bibir pantai di Labuan Bajo sampah-sampah masih berserakan ria bak bunga bougenvile di musim semi. Juga di sepanjang jalur kota, kiri dan kanan jalan masih banyak dihiasi dengan sampah-sampah.Â
Hal ini tentunya tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah pusat melainkan tanggung jawab daerah sebagaimana rumah tangganya sendiri. Masa urusan rumah tangga sendiri saja perlu melibatkan tetangga atau orang dari luar. Belum lagi soal air bersih yang masih belum mencapai angka maksimal, dan lain sebagainya. Persoalan-persoalan praktis seperti ini selalu menjadi isu renyah sembari ngopi bareng di rumah. Â
Lalu hal menarik lainnya adalah ketika muncul pertanyaan, apakah status wisata super premium atau prioritas tersebut hanya berlaku untuk Labuan Bajo saja?Â
Pertanyaan demikian tentu sangat menohok, tersebab perhatian dari pemerintah pusat hanya berpusat di Labuan Bajo sebagai mama kota dari kabupaten Manggarai Barat. Labuan Bajo memang sejatinya sudah demikian terkenal hingga di mata dunia.