03 September 2024, -- Mahasiswa Universitas Islam Malang Kelompok 54 KSM Tematik berhasil menggelar Sosialisasi Pemasaran Pupuk Kompos secara Online, acara ini berlangsung pada Selasa, 03 September 2024 yang bertempat di Desa Patokpicis, Kec.Wajak, Kab. Malang. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok 53,54,55 serta Kepala Desa Bapak Teguh Imam Siswoyo , Warga dusun klakah, Dusun Bangsri dan Dusun Sumbersuko Desa patokpicis berlangsung dengan antusiasme tinggi.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan pemasaran secara online kepada masyarakat desa patokpicis . Kegiatan menyebarluaskan informasi mengenai strategi dan teknik pemasaran melalui media digital. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, terutama pelaku usaha, tentang pentingnya memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk atau jasa.Â
Topik yang kita sosialisasikan pada waktu itu terdiri dari cara memanfaatkan platform shopee untuk pemasaran, Membangun dan mengelola daftar email pelanggan untuk mengirimkan kampanye pemasaran, Membuat konten berkualitas (artikel, video, infografis) untuk menarik dan mempertahankan audiens..
Sosialisasi ini membantu pelaku usaha memahami pentingnya memiliki toko online dan potensi pasar yang luas di dunia digital, Dengan memahami konsep e-commerce, pelaku usaha dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas, bahkan hingga ke pasar internasional. Â Strategi pemasaran yang tepat melalui e-commerce dapat secara signifikan meningkatkan penjualan dan omset bisnis, memahami trend dan strategi pemasaran digital terbaru membuat bisnis lebih kompetitif di pasar online.
Desa Patokpicis, yang terletak di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, adalah salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam bidang agribisnis dan kerajinan lokal. Masyarakat di desa ini sebagian besar bergantung pada pertanian dan peternakan, sebagai sumber penghidupan utama. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang semakin dinamis, pemasaran konvensional mulai menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses ke pasar yang lebih luas, biaya distribusi yang tinggi, dan ketergantungan pada tengkulak.
E-commerce atau perdagangan elektronik muncul sebagai solusi potensial untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, produk-produk lokal dari Desa Patokpicis seperti hasil pertanian organik, kerajinan tangan, dan produk olahan makanan dapat dipasarkan lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional. E-commerce menawarkan berbagai kemudahan dalam pemasaran, seperti jangkauan pasar yang lebih luas, biaya operasional yang lebih rendah, dan akses yang lebih mudah bagi konsumen untuk menemukan produk-produk lokal yang khas.
Selain itu, meningkatnya penetrasi internet dan penggunaan smartphone di Indonesia, termasuk di daerah pedesaan, telah membuka peluang besar bagi masyarakat Desa Patokpicis untuk memanfaatkan e-commerce sebagai alat pemasaran. Penggunaan e-commerce dapat membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di desa ini untuk meningkatkan daya saing, memperluas jaringan pemasaran, dan meningkatkan pendapatan. Hal ini sangat relevan mengingat potensi pasar digital yang terus berkembang dan kebutuhan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang kini lebih mengandalkan teknologi dalam kegiatan berbelanja.
Namun, implementasi pemasaran produk melalui e-commerce di Desa Patokpicis masih menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital di kalangan masyarakat, terbatasnya infrastruktur pendukung, dan tantangan dalam menjaga kualitas produk selama proses distribusi. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, untuk memberikan pelatihan, akses teknologi, dan infrastruktur yang memadai agar potensi pemasaran melalui e-commerce dapat dioptimalkan.
Antusiasme Warga dalam Mengikuti Sosialisasi Sosialisasi yang dilakukan oleh Kelompok 54 KSM-T berhasil menarik minat beberapa warga, terutama di kalangan generasi muda dan pelaku usaha kecil. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi untuk belajar tentang e-commerce, terutama karena mereka menyadari potensi pemasaran produk lokal yang lebih luas. Namun, antusiasme ini belum sepenuhnya diikuti oleh generasi yang lebih tua, yang masih merasa canggung atau enggan untuk memanfaatkan teknologi digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H