Bersama dengan deraian gerimis kusahkan segenggam salam
Untuk yang berdiri di ujung sana, yang pelukannya meluruhkan segala duka
Dalam sambutan pagi sinar mentari berkeriapan,
Kubiarkan rindu yang melambung menyesaki bumi
Sekali lagi, kutitipkan lewat pelukan angin, kukatakan ‘aku merindukamu seperti Sahara merindukan hujan’
Lirih, biar saja serpihan udara yang membawanya hingga kau dengar dari bisikan daun kering
Kudengar juga setiap detik rindumu lewat belaian udara
Bersama kemeriahan bintang di ujung langit sana
Iya, aku mendengarnya
Bunda, terlalu banyak sudah kata bernama rindu yang kutitipkan pada hujan, angin, bahkan sekedar dalam bisikan di ujung hati sini
Iya, kau juga merasakannya, bukan ?
Sekedar suaramu di pagi hari kini bermakna lebih dari sepucuk nafas yang memenuhi rongga dada
Sesederhana pertanyaanmu tentang hariku kini bermakna lebih dari hidup yang berjalan bersamaku.
Bunda, ah, aku sudah hilang kata.
Kubiarkan sekali lagi udara dan hujan memeluk rinduku untukmu.
A.
Bogor, 2 November 2011
seperti di posting di : http://www.mandawdyt.worpdress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H