Mohon tunggu...
Amanda Tasiya Nursafitri
Amanda Tasiya Nursafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akhir Universitas Negeri Semarang yang mempunyai minat terhadap Sumber Daya Manusia dan Kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengabdian Masyarakat Kreatif: Menyulap Sampah Plastik Menjadi Paving Block Sebagai Bentuk Keberlanjutan Pengentasan Permasalahan Sampah di Desa Karas

6 Agustus 2024   21:48 Diperbarui: 22 November 2024   21:15 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Foto Hasil Paving Block Bersama Karang Taruna Desa Karas (Dokpri)

Siapa sangka sampah plastik yang berserakan di lingkungan dapat disulap menjadi produk yang memiliki nilai jual?. Pertanyaan ini menjadi fokus utama pada pelatihan serta demonstrasi yang dilaksanakan Tim Universitas Negeri Semarang (UNNES) Giat 9 kepada Karang Taruna setempat pada Hari Selasa, 30 Juli 2024 bertempat di gedung serba guna Desa Karas. Pelatihan ini menjadi suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan cara mengolah sampah plastik menjadi Paving Block.

“Dengan menyelenggarakan pelatihan serta demonstrasi ini, kami berharap dapat meminimalisir limbah sampah yang ada di Desa Karas khususnya dan wilayah sekitarnya. Serta dengan pengolahan sampah menjadi Paving Block ini dapat meciptakan potensi baru” Ujar Ahmad Yulda Wildanu selaku Kormades UNNES Giat 9 Desa Karas sebagai pembuka pelatihan.

Bahan-bahan yang diperlukan yaitu sampah plastik, oli bekas, dan abu sekam. Dengan bahan-bahan tersebut yang mudah didapat, Tim UNNES Giat 9 Desa karas dapat melakukan beberapa kali uji coba dengan maksud untuk untuk mengetahui komposisi serta takaran perbandingan setiap bahan supaya didapat hasil paving block yang kokoh. Adapun untuk menghasilkan sebuah paving block yang kokoh yaitu dengan perbandingan bahan 1:1:1.

Pembuatan paving block dimulai dengan mendidihkan oli bekas, kemudian dimasukkan sampah plastik sedikit demi sedikit secara terus-menerus sembari diaduk sampai meleleh. Setelah plastik sudah meleleh dengan baik dan merata, ditambahkan abu sekam secukupnya. Adapun penambahan abu sekam yaitu bertujuan untuk meningkatkan kuat tekan Paving Block. Jika semua bahan sudah tercampur dan adonan sudah menyatu dengan merata, diamkan sebentar adonan tersebut. Setelah itu tuangkan adonan pada cetakan yang telah disiapkan sebelumnya. Perlu diketahui pada proses pencetakan harus ditekan sekuat mungkin untuk menciptakan paving block yang padat dan berisi. Setelah proses pencetakan, perlu didiamkan beberapa saat dan dilepas pada cetakannya kedalam wadah yang berisi air. Jika dilihat dari paving pada umumnya yang dari semen, paving block berbahan plastik ini dari segi berat lebih ringan dibandingkan dengan paving block berbahan semen. Namun hal itu tidak kalah saing dengan paving dari semen, paving block ini setelah jadi dan diuji dengan uji kuat tekan beton dan ternyata mempunyai kekuatan ketahanan yang luar biasa.

Pembuatan paving block ini tentunya tidak terlepas dari peran para anggota UNNES Giat 9 Desa Karas yang beranggotakan Yulina Sri Rahayu, Faidatur Rohmah, Munahiya Alfiya Jannah, Falatansya Yoga Juana, Anggun Farisyatul Muslimah, Eva Putri Istikhomah, Salma Aprilia Huda Putri, Riris Oviana, Anis Sulfi Nugraheni, Rizki Aryayudha Atmaja, Ananda Yofa Rizal Widigdo, Amanda Tasiya Nursafitri, Putri Anggraini, Iffa Fiyya Irfani, Ahmad Yulda Wildanu. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, tidak lupa kepada para anggota Karang Taruna Desa Karas Kabupaten Rembang yang telah menerima dan mendukung penuh inovasi dari teman-teman UNNES Giat 9 Desa Karas.

Gambar 2. Proses Pembuatan Paving Block (Dokpri)
Gambar 2. Proses Pembuatan Paving Block (Dokpri)

“Ini merupakan inovasi yang bagus untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Desa, ditambah lagi dengan pengolahan sampah menjadi paving block ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Untuk melanjutkan aksi ini, tentunya memerlukan kesadaran serta partisipasi masyarakat setempat. Sehingga memerlukan waktu untuk menggerakkan dan memberikan sosialisasi kepada warga melalui RT RW” Ujar Mas Hamid selaku Ketua Karang Taruna Desa Karas.

Harapan Tim UNNES Giat 9 Desa Karas dengan berhasilnya pendemonstrasian ini kepada Karang Taruna, nantinya dapat ditularkan kepada para RT dan RW setempat dan menjadikan aksi pengolahan sampah ini sebagai pengentas sekaligus menjadi penambah ekonomi masyarakat setempat melalui produksi serta penjualan paving block.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun