Mohon tunggu...
Amanda Syafira Iskandar
Amanda Syafira Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030129

love things related to art and books.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Meja Sekolah ke Dapur: Cerita Usaha Sienna dengan "Pempek Rumah Nenek"

24 Juni 2024   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2024   01:31 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memulai usaha baru setelah tamat sekolah bisa menjadi tantangan besar bagi banyak anak muda. Bagi Sienna, perjalanan ini dimulai dengan kebingungan setelah lulus dari SMA. Namun, dengan semangat dan inspirasi dari kalangan anak muda yang sukses dalam dunia bisnis, Sienna memutuskan untuk membuka usaha UMKM pempek di Medan pada tahun 2021. Melalui wawancara yang telah saya lakukan kepada teman saya ini, Sienna berbagi pengalaman dan strategi yang telah dilakukannya untuk mengembangkan usahanya.

Apa Itu UMKM?

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah sektor usaha yang memainkan peran penting dalam perekonomian di indonesia. UMKM memiliki ciri khas dalam skala operasinya, termasuk jumlah tenaga kerja yang terbatas, omset yang relatif kecil, serta modal yang terbatas. Meskipun begitu, UMKM sangat membantu dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong perekonomian lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

UMKM di Indonesia terdiri dari tiga kategori utama, yaitu:

1. Usaha Mikro: Usaha dengan aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omset maksimal Rp 300 juta per tahun.

2. Usaha Kecil: Usaha dengan aset lebih dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta dan omset lebih dari Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar per tahun.

3. Usaha Menengah: Usaha dengan aset lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar dan omset lebih dari Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar per tahun.

UMKM sangat penting dalam perekonomian di Indonesia karena mereka menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan menyumbang sekitar 60% dari PDB (Produk Domestik Bruto) nasional.

Sienna menceritakan bahwa ide untuk memulai usaha pempek ini muncul setelah lulus SMA, saat ia merasa perlu memiliki aktivitas yang produktif. "Saya terinsipirasi oleh banyak anak muda yang sukses dan mahir dalam mengembangkan bisnis mereka sendiri," ujar Sienna. Langkah ini juga didorong oleh keinginannya untuk mengambil risiko yang tidak terlalu besar dalam dunia bisnis frozen food, yang menurutnya memiliki risiko lebih kecil karena umur simpan produk yang lama dalam kondisi beku.

Ketika Sienna memutuskan untuk membuka usaha pempek, ia melihat peluang besar dalam bisnis makanan beku yang nantinya hanya tinggal di goreng saja. Frozen food memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan makanan segar, sehingga risiko kerugian akibat produk yang tidak terjual dapat diminimalkan. Selain itu, dengan meningkatkan kebutuhan makanan praktis di era modern, frozen food menjadi pilihan yang populer di kalangan konsumen.

Sienna memulai usahanya pada tahun 2021. Seperti banyak usaha kecil lainnya, langkah pertama yang diambil adalah melakukan riset pasar untuk memahami preferensi konsumen. "Saya melakukan survei kecil-kecilan di sekitar lingkungan saya untuk mengetahui jenis pempek apa yang paling diminati," kata Sienna. Berdasarkan hasil survei tersebut, Sienna memutuskan untuk menawarkan berbagai varian pempek yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun