Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama Hindu diklaim sebagian orang sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini. Umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma yang artinya "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal mula manusia. Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya tanpa memandang strata, kasta, atau sekte seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.
Kata Hindu berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta, yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya Subbenua India yang dalam bahasa Inggris disebut Indus. Pada mulanya istilah Hindu muncul sebagai istilah geografis bangsa Persia untuk menyebut suku bangsa yang tinggal di seberang sungai Sindhu. Para sejarawan pun menyebut peradaban suku tersebut sebagai Peradaban Lembah Indus. Maka dari itu, awalnya istilah 'Hindu' merupakan istilah geografis dan tidak mengacu pada suatu agama.
Dalam sastra sansekerta dan berbagai kitab suci Hindu, pengetahuan tentang Tuhan dinamakan Brahmavidya. Secara Etimologi kata Brahmavidya terdiri dari kata Brahma yang berarti Tuhan dan kata vidya yang berarti pengetahuan. Brahmavidya berarti pengetahuan tentang Tuhan.
Tuhan adalah sesuatu yang tidak terbatas dan serba mutlak. Dalam Upanisad dikatakan bahwa “Brahman Atman Aikyam” artinya Brahman dan Atman pada hakikatnya adalah satu. Agama Hindu mengandung suatu konsep filosofis yang disebut Brahman, yang sering didefinisikan sebagai kenyataan sejati, esensi bagi segala hal, atau sukma alam semesta yang menjadi asal usul serta sandaran bagi segala sesuatu dan fenomena.
Lalu apa perbedaan Brahman dengan Sang Hyang Widi Wasa?
Brahman adalah penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu. Kata Brahman (bentuk neutrum dari Brahmā) yang berarti : yang tumbuh, berkembang, berevolusi, yang bertambah besar, yang meluap dari diri-Nya, dan sejenisnya.
Brahman bersifat abadi, kekal, tidak berwujud, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga menguasai segala bentuk, ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi yang ada di dalamnya. Brahman merupakan salah satu di antara berbagai nama Tuhan. Sifat-sifat Brahman ditulis dalam kitab Bhagavad Gītā dan dijabarkan melalui perantara Sri Kresna.
Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali. Dalam bahasa Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat dibayangkan.'
Sang Hyang Widhi adalah Tuhan sebagai Pencipta alam semesta. Tuhan Yang Maha Esa digambarkan tidak berwujud (Impersonal God). Sang Hyang Widhi, bersumber dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".
- Sang, memiliki makna personalisasi atau identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang Raja, dsb-nya.
- Hyang, terkait dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya, ini dikaitkan dengan susunan personal yang bercahaya dan suci.
- Widhi, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Vidhi (dalam bahasa Jawa Kuno ditulis Widhi) sebagai pencipta, aturan atau perintah tertinggi, tertib (aturan) alam semesta, nasib, penguasa tertinggi. Widhi dapat berupa: cahaya, suara, susunan tersentuh, sensasi tersensori, memori akal, rasa emosional, radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dsb-nya.
Secara deskriptif, makna Sang Hyang Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan beradanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara utuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H