Dewasa ini, kegiatan mendaki gunung bukanlah hal yang asing dilingkungan kawula muda, secara umum, motivasi dasar mendaki gunung adalah untuk menyalurkan hobi, melepas penat seraya menikmati pemandngan alam, dan mencoba hal baru. Namun, semakin berkembangnya zaman dan aktifitas media sosial yang tinggi di era digital ini menjadikan motivasi untuk mendaki gunung semakin bertambah dengan upaya menunjukkan eksistensi diri.
Hal ini masih wajar dilakukan Selama memenuhi aspek keselamatan, regulasi formal dan norma yang berlaku. Namun yang menjadi keresahan adalah kurangnya kesadaran para pendaki untuk memenuhi ketiga aspek diatas.
Perilaku para pendaki selama aktivitas pun semakin menarik disorot. Terutama akan kesadaran membawa pulang kembali sampah yang dibawa. Tidak ayal, hal ini pun terjadi di gunung penanggungan yang terletak di kabupaten Mojokerto dan Pasuruan. Gunung yang memiliki ketinggian 1653 mdpl ini menjadi salah satu gunung di Jawa Timur yang mendapatkan predikat "Darurat Sampah"[mongabay].
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh M. Fahmi Firmanda, mahasiswa pecinta alam dari universitas muhammadiyah sidoarjo, dimana sampah pendaki ditemukan di sepanjang jalur pendakian hingga pos bayangan "banyak sekali sampah yang masih tercecer di sepanjang jalur pendakian, terutama tumpukan sampah di area camp". ujarnya ketika diwawancarai oleh tim redaksi HIMMPAS dalam acara bersih sampah pada hari Minggu kemarin.
Begitu juga dengan Levina Zahira selaku ketua pelaksana kegiatan bersih sampah yang menyoroti banyaknya sampah yang terkumpul dalam acara tersebut "ada banyak mbak, sekitar 6 trashbag penuh yang berhasil kita bawa turun, banyak sekali sampah-sampah plastic bungkus makanan yang udah tertinggal berhari-hari, tidak ada yang memungut, belum lagi dengan botol plastik yang berisi urine" tukasnya.
Nanda R.S Ketua Umum HIMMPAS pun juga sangat prihatin dengan perilaku maladaptive dari para pendaki gunung yang masih malas untuk membawa pulang sampahnya sehingga menjadikan kelestarian gunung menjadi tidak terkontrol. Bertepatan dengan hari strategi konservasi dunia ia mencetuskan untuk menyelenggarakan kegiatan bersih sampah ini bersama dengan aktivis lingkungan yaitu  trashbag community di gunung penanggungan. Besar harapannya agar para pendaki teredukasi untuk membawa pulang kembali sampahnya, sehingga potensi kerusakan lingkungan gunung bisa berkurang.
 "Semoga melalui kegiatan bersih sampah ini para pendaki bisa teredukasi dan mampu membangkitkan motivasi dirinya untuk menjaga kelestarian gunung dengan membawa pulang kembali sampah-sampahnya karena gunung ini tempat bermain kita, tempat rekreasi kita, jadi kita juga lah yang bertanggung jawab dengan kelestariannya". Ujar Nanda R.S selaku ketua Umum UKM HIMMPAS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H