Assalamu'alaikum, Readers
Kembali aku ingin bikin sedikit catatan tentang seorang penulis muda, Kalya Mahiya yang melakukan perjalanan ke negeri matahari terbit, Jepang, Readers.
Dipicu dari keinginan dari gadis manis ini untuk menambah ilmu dan memperkenalkan budaya Indonesia di kancah global, serta mendorong Kalya Mahiya Pravina mengikuti kegiatan Cultural Exchange Programme Japan di Akita, Jepang. Dimana kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kiny Cultura Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dari Indonesia.
Kalya menceritakan rasa selama 9 hari perjalannya "Senang dan bersyukur bisa menjadi bagian dari Akita Cultural Exchange. Saya belajar warisan budaya Jepang, Â belajar Katana (jenis pedang asal Jepang yang biasanya menjadi senjata kaum samurai), lalu mengikuti kelas shodo (kelas kaligrafi ), juga belajar Taiko Drums, hingga belajar snow boarding," cerita remaja yang lahir pada 1 Oktober 2009 ini.
Pastinya, Readers, banyak sekali manfaat yang didapat Kalya selama melalui kegiatan pertukaran budaya ini. "Manfaatnya memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan bahasa Jepang secara langsung melalui interaksi dengan masyarakat lokal, menikmati makanan Jepang yang otentik, hingga menjelajahi lingkungan alam yang unik, dan negara yang aman dan ramah bagi pejalan kaki," kata siswi kelas 9 SMP Al Izhar Pondok Labu Jakarta.
Tidak hanya belajar budaya Jepang, Kalya juga berkesempatan memperkenalkan budaya Indonesia ke anak-anak di Jepang. Â Khususnya tarian tradisional Indonesia.
"Saya berkesempatan mengajari anak-anak Jepang tentang dasar-dasar tari Aceh. Mereka ternyata semangat belajar tarian kita, dan sangat apresiasi," tutur Kalya yang berharap untuk berikutnya, bisa mengikuti kegiatan pertukaran budaya di Amerika Serikat dan Eropa.
Kiki Puspita Sari selaku Direktur Kiny Cultura Indonesia menjelaskan bahwa program pertukaran budaya yang dilakukan Kiny Cultura Indonesia berfungsi untuk mengajar anak-anak Indonesia mengenai kebudayaan. "Jadi di sini, anak-anak belajar bukan hanya tentang kebudayaan negara lain tapi juga mengenal kebudayaan Indonesia. Â Karena kebudayaan adalah ujung tombak dan jati diri bangsa. Â Sehingga anak-anak Indonesia harus mengetahui identitas dirinya," jelas Kiki.
Sebelum, readers, anak-anak Indonesia mengikuti kegiatan Cultural Exchange Programme Japan di Akita, Jepang, biasanya anak-anak ini akan diajarkan tentang budaya Indonesia. "Kami bekerja dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk mengajarkan budaya Indonesia, mulai dari berapa banyak bahasa di Indonesia, berapa banyak tarian tradisional di Indonesia. Sehingga melalui program pertukaran budaya ini anak-anak akan memahami dari mana dia berasal. Â Anak-anak sekarang lebih tahu Korean pop, Harajuku tanpa mengetahui kebudayaannya sendiri. Jadi sebelum mengetahui kebudayaan negara lain, anak-anak harus mengetahui tentang kebudayaan Indonesia itu sendiri," ungkap Kiki. "Jadi anak-anak belajar budaya sendiri dengan cara yang fun," sambungnya.
Dalam program pertukaran budaya di Akita Jepang, anak-anak Indonesia mempelajari tentang kebudayaan Jepang. "Anak-anak belajar tentang kebudayaan dan nilai-nilai positif masyarakat Jepang, seperti sopan santun, ketepatan waktu dan etos kerja. Juga belajar bahasa Jepang dan mempraktikkan secara langsung melalui interaksi dengan masyarakat lokal," tutur Kiki.