Pada 4 Januari 2021, sejumlah daerah telah memberikan pemberitaan tentang kesiapan pembelajaran tatap muka untuk semester genap pada awal tahun ini, salah satunya adalah kota palembang . Pemerintah kota Palembang telah memutuskan untuk melakukan proses belajar tatap muka dengan metode jadwal bergantian (shift). Dimulai dari jenjang sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dengan keputusan ini apakah sekolah, siswa dan orang tua sudah siap untuk melakukan  proses belajar mengajar ditengah masih meningkatnya penyebaran Covid-19 ?
Disini saya mendapatkan penjelasan salah satu guru di sekolah swasta di Palembang, ia pun mengatakan setuju dengan metode shift yang akan diberlakukan, karena itu merupakan keputusan pemkot palembang dan dinas pendidikan, selain itu ia juga merasa bahwa pembelajaran via daring sangat tidak efektif karena dirinya cukup merasa kesulitan dalam penyampaian materi kepada siswa, terlebih dirinya tidak bisa menerapkan perilaku disiplin dan tepat waktu kepada seluruh siswanya. Contohnya banyaknya siswa yang terlambat mengikuti kelas online karena permasalahan sinyal, serta keterlambatan pengumpulan tugas kepada guru.
Adapun penjelasan dari pemerintah kota Palembang  melalui dinas pendidikan bahwa pada proses pembelajaran tatap muka nanti akan memiliki beberapa persyaratan yaitu :
- Protokol kesehatan harus dipertegas hingga akhir pembelajaran .
- Sistem belajar dan mengajar maksimal 20 menit dan jam istirahat ditiadakan.
- Setiap kelas hanya berisi 18 murid dengan pengaturan sistem jarak antar tempat duduk dan penerapan sistem shift.
- Sekolah  yang dibuka sudah mendapatkan rekomendasi Satgas Covid-19. Serta  persetujuan orang tua dengan perjanjian materai sesuai dengan surat  keputusan bersama (SKB) empat menteri .
Keputusan ini menuai pro dan kontra dari pihak orang tua, ada salah satu orang tua siswa mengaku apabila pembelajaran tatap muka diberlakukan. Karena ia merasakan anaknya sudah bosan melakukan sistem belajar via daring dan memberikan solusi bahwa sistem belajar tatap muka tetap berlangsung namun dengan sistem absen bergantian dan penerapan protokol kesehatan.
Disisi lain terdapat juga pihak yamg tidak setuju dikarenakan Palembang masih berada pada zona merah, sehingga dirinya masih khawatir tentang penyebaran virus.
Namun disini jika pihak orang tua merasa keberatan dengan keputusan pemerintah melalui dinas pendidikan kota Palembang dapat tetap mengikuti sistem pembelajaran via daring. Meski begitu sudah banyak sekolah di Palembang yang mempersiapkan sistem tatap muka dengan bekerjasama dengan relawan Satgas Covid-19 dan pemantauan cek kesehatan secara rutin di sekolah oleh pihak puskemas. Hal ini dilakukan guna mencegah resiko munculnya klaster baru .
Dan perlu siswa ketahui untuk mengikuti sistem pembelajaran tatap muka Diknas pendidikan Palembang mewajibkan untuk mengisi di google form terkait kondisi kesehatan, yang dimana jika nilainya dibawah kriteria yang ditentukan maka orang tua akan dihubungi oleh pihak fasilitas kesehatan terdekat.
Dari sini setuju atau tidaknya mengenai  sistem pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pihak pemerintah tentu kembali kepada orang tua masing-masing. Namun perlu diperhatikan bahwa keinginan orang tua harus dilandasi tidak hanya dari satu sudut pandang namun harus juga melibatkan juga dari sisi anak (siswa) . Selain itu disini penerapan protokol kesehata sudah diberlakukan oleh pemerintah guna memberikan efek kenyamanan bagi siswa siswi yang nantinya akan kembali belajar di tahun 2021. namun bagi orang tua yang merasa keberatan pemerintah masih mempersilakan untuk mengikuti pembelajaran via daring.
