Tahun 2020 ditutup dengan perasaan sangat berbeda dari  tahun sebelumnya. Pada bulan Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia mengumumkan  dua kasus pasien positif Corona dan terus alami peningkatan hingga diangka 719 ribu kasus positif  di bulan Desember saat ini.
Seluruh perekonomian dunia mengalami keterpurukan, banyak pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) gulung tikar akibat tingginya biaya operasional dibandingkan pendapatan.
Hampir 11 bulan kita sudah hidup berdampingan bersama ancaman virus Corona, ditambah dengan gaya hidup di era New Normal memaksa masyarakat tak terkecuali diri saya, untuk cepat beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Setelah tiba di ujung tahun yang begitu luar biasa menantang. Mengikhlaskan tahun ini memang terasa berat, terlebih banyak sekali rencana yang telah dibuat harus kita lepaskan secara satu per satu. Namun disinilah kita dipaksa untuk menjadi sosok yang ikhlas terlebih sebuah bencana  ini terjadi karena kehendak sang pencipta.
Namun ditengah kesedihan ini kebahagian harus tetap dimiliki, dukungan  keluarga terkasih selalu memberi secercah harapan untuk bangkit dan tetap berjuang menjalani hidup. Ditambah kerinduan akibat tak bisa berkumpul bersama saudara dan keluarga besar diakibatkan bencana pandemi, harus diterima dengan hati yang lapang dan ikhlas karena sudah kehendak pencipta. Terlebih bukan hanya saya yang mengalami kesulitan namun setiap orang, tanpa ada perbedaan gender, status, ras dan budaya.
Pergantian tahun biasanya menjadi hari yang ditunggu karena dapat merayakan tahun baru bersama keluarga besar,  sembari bercengkrama dan menikmati makanan kesukaan yaitu pempek, hidangan ini  menjadi salah satu makanan wajib keluarga saya, walaupun bukan  keturunan Palembang asli karena telah dilahirkan dan dibesarkan di kota ini, menjadikan  saya  sangat mencintai Pempek, saya merasa  seperti ada yang kurang apabila satu hari saja tidak menyantap hidangan ini.
Pempek sendiri adalah kuliner hasil olahan ikan yang sudah ada sejak abad ke 14 sehingga sekitar 400 tahun masyarakat Palembang telah mengenal makanan ini. Pempek tidak saja dihidangkan  saat sarapan pagi namun juga dapat dimakan setiap saat dan sudah menjadi kewajiban bagi warga Palembang. Sehingga ada slogan dimasyarakat yang mengatakan
"Kalo sehari dak ngirup cuko dak enak", artinya sehari tidak makan pempek dan menghirup cuka tidak enak.
Bagi saya sendiri pempek bukan hanya sebuah cemilan khas dari Palembang, bahkan lebih dari itu, disitu kami bisa mengingat masa-masa kecil saya bersama saudara, terlebih kami dapat bersekolah karena keluarga saya mencari nafkah dengan berjualan pempek. Â
Saat ini hanya senyum getir, yang terpancar di wajah mengingat hal tersebut, namun guna mengusirnya saya pun  berinisiatif untuk berbagi kebahagiaan dengan melakukan hal sederhana yaitu memberi Pempek kepada seluruh keluarga dan sahabat, agar tetap semangat,  meski di akhir tahun ini kita tak bisa berkumpul dikarenakan  pandemi, tak membuat tali silahturahmi kita putus ataupun terhenti.
Untuk mengirimkan  pempek ini saya mempercayakan jasa pengiriman JNE karena sudah terpercaya selama 30 tahun.