Mohon tunggu...
Amanda Lorensya putri
Amanda Lorensya putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta

Suka makan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Komunikasi Persuasif dalam Kampanye Media Sosial 'Diskon Awal Tahun' oleh Marketplace Indonesia: Analisis dari Perspektif Psikologi Konsumen

14 Januari 2025   23:17 Diperbarui: 14 Januari 2025   23:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Screenshot Intagram)

(Sumber : Screenshot Intagram)
(Sumber : Screenshot Intagram)

Pada bulan Desember 2024 hingga Januari 2025, berbagai marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak berlomba-lomba menarik perhatian konsumen melalui kampanye "Diskon Awal Tahun." Kampanye ini memanfaatkan berbagai strategi komunikasi persuasif di media sosial untuk memengaruhi perilaku konsumen, terutama generasi milenial dan Z. Artikel ini akan menganalisis fenomena ini menggunakan teori komunikasi persuasif dari Petty dan Cacioppo (1986) tentang Elaboration Likelihood Model (ELM) serta didukung oleh bukti empiris dan data terkini.

Analisis Kasus

Marketplace di Indonesia memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sebagai sarana utama untuk mempromosikan kampanye "Diskon Awal Tahun." Promosi ini menonjolkan elemen visual yang menarik, seperti desain grafis berwarna cerah dan video promosi singkat yang menggugah perhatian. Selain itu, kampanye ini melibatkan berbagai influencer populer yang membagikan pengalaman mereka berbelanja dengan memanfaatkan diskon tersebut. Testimoni ini tidak hanya membangun kredibilitas tetapi juga menciptakan hubungan emosional dengan audiens, khususnya generasi muda yang akrab dengan media sosial.

Kampanye ini juga menggunakan strategi gamifikasi untuk menarik perhatian lebih luas. Contohnya adalah undian berhadiah yang memberikan voucher eksklusif atau cashback bagi pengguna yang berpartisipasi. Selain itu, marketplace memberikan promosi dengan batas waktu tertentu, seperti diskon "Flash Sale" yang hanya berlaku beberapa jam, sehingga menciptakan rasa urgensi. Strategi ini efektif dalam mendorong perilaku belanja impulsif di kalangan pengguna, yang pada akhirnya meningkatkan volume transaksi selama periode kampanye.

Aplikasi Teori Komunikasi Persuasif

Dalam konteks kampanye "Diskon Awal Tahun" yang dilakukan oleh marketplace Indonesia, penggunaan central route dalam komunikasi persuasif sangat terlihat dalam cara mereka menyampaikan informasi produk kepada konsumen. Deskripsi produk yang jelas, ditambah dengan ulasan dari pelanggan yang sudah berbelanja sebelumnya, memberikan bukti sosial yang mendukung keputusan pembelian. Perbandingan harga yang ditampilkan, baik dengan harga normal maupun harga diskon, juga memainkan peran penting dalam memberikan gambaran tentang nilai produk. Semua informasi ini dirancang untuk membantu konsumen mengevaluasi secara rasional manfaat dari membeli produk, serta membuat keputusan berdasarkan logika dan analisis harga yang lebih baik.

Selain itu, rute pusat ini juga memanfaatkan testimoni yang lebih mendalam, baik dalam bentuk video maupun tulisan, yang memberikan gambaran nyata tentang kualitas produk dan kepuasan pelanggan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi keyakinan konsumen terhadap produk melalui argumen yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cara ini, kampanye mencoba untuk memperkuat keyakinan konsumen dan meningkatkan kemungkinan terjadinya pembelian yang lebih terencana dan berdasarkan pertimbangan matang.

Namun, kampanye juga menggunakan peripheral route untuk mempengaruhi konsumen yang mungkin tidak terlalu memikirkan keputusan pembelian mereka secara mendalam. Elemen-elemen emosional seperti musik latar yang menyenangkan dan desain visual yang menarik di media sosial menciptakan suasana yang menggugah perasaan. Musik yang ceria atau upbeat dapat membangun asosiasi positif terhadap brand dan meningkatkan daya tarik produk, sementara desain grafis yang kreatif membuat informasi produk menjadi lebih menarik dan mudah dicerna. Dengan cara ini, konsumen yang cenderung mengambil keputusan impulsif atau yang hanya terpapar iklan secara sekilas pun dapat tergugah untuk membeli.

Endorsement oleh influencer juga menjadi bagian penting dari rute pinggiran ini. Influencer terkenal yang memiliki banyak pengikut di media sosial menjadi simbol kepercayaan dan ketertarikan bagi audiens mereka. Pengaruh mereka terhadap pengikutnya sangat kuat, dan mereka seringkali digunakan untuk membangun citra produk melalui rekomendasi yang disampaikan dengan cara yang ringan dan menarik. Kehadiran influencer ini, yang dianggap sebagai "role model" bagi banyak orang, membantu memperkuat keputusan pembelian konsumen, terutama di kalangan generasi milenial dan Z yang lebih rentan terhadap pengaruh media sosial dan figur publik.

Strategi Komunikasi yang Digunakan 

  • Pemanfaatan Influencer Marketing: Influencer dengan jumlah pengikut besar sering digunakan untuk merekomendasikan produk tertentu. Mereka membangun trustworthiness dan likability, dua elemen penting dalam komunikasi persuasif. Pemanfaatan influencer marketing dalam kampanye "Diskon Awal Tahun" sangat efektif dalam membangun kepercayaan dan kedekatan dengan audiens. Influencer yang memiliki banyak pengikut seringkali dijadikan sebagai suara yang merekomendasikan produk, yang dapat meningkatkan kredibilitas dan daya tarik produk tersebut. Kepercayaan yang dimiliki oleh influencer terhadap produk yang mereka promosikan mengarah pada peningkatan trustworthiness dalam komunikasi persuasif, yang membuat audiens merasa lebih yakin untuk mengikuti rekomendasi mereka. Selain itu, likability yang dimiliki oleh influencer, seperti kepribadian yang menyenangkan dan keakraban dengan audiens, juga memperkuat hubungan emosional, sehingga audiens lebih mudah untuk terhubung dengan pesan yang disampaikan.
  • Call-to-Action (CTA): Marketplace memberikan batas waktu promosi (misalnya, "Hanya berlaku hari ini") untuk menciptakan rasa urgensi. Strategi lain yang diterapkan dalam kampanye ini adalah penggunaan Call-to-Action (CTA), yang dirancang untuk menciptakan rasa urgensi. Marketplace menggunakan kata-kata seperti "Hanya berlaku hari ini" atau "Stok terbatas" untuk mendorong konsumen agar segera melakukan pembelian. Rasa urgensi ini berfungsi untuk mempercepat proses pengambilan keputusan konsumen, yang sering kali mengarah pada pembelian impulsif. CTA yang efektif memotivasi audiens untuk bertindak dengan cepat, tanpa menunda-nunda, dengan harapan mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk mendapatkan diskon besar atau promosi eksklusif.
  • Penggunaan AI dan Algoritma: Personalisasi iklan berdasarkan riwayat pencarian dan pembelian memperkuat relevansi pesan kepada audiens. penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan algoritma juga turut berperan penting dalam mempersonalisasi pengalaman konsumen. Berdasarkan riwayat pencarian dan pembelian sebelumnya, iklan yang ditampilkan kepada konsumen disesuaikan agar relevan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Hal ini membuat pesan yang diterima lebih tepat sasaran dan meningkatkan kemungkinan konsumen untuk merasa tertarik dan terdorong untuk membeli. Dengan memanfaatkan data besar dan analisis perilaku konsumen, marketplace dapat menyajikan iklan yang lebih personal dan terarah, memperkuat komunikasi persuasif yang ada dalam kampanye dan meningkatkan efektivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun