Mohon tunggu...
Amanda Lorensya putri
Amanda Lorensya putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta

Suka makan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tugas 2 Analisis Pidato

17 September 2024   01:45 Diperbarui: 17 September 2024   01:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata-kata pidato yang disampaikan oleh Bapak Jokowi yaitu "Kita tidak boleh lagi menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, tapi kita harus lebih baik dari yang lainnya". Secara tidak langsung kalimat ini menunjukkan kalimat persuasif. Mengapa persuasif?Karena kalimat ini secara tidak langsung mengajak kepada para penonton yang mendengar bahwa sebagai warga negara kita tidak boleh menjadi lebih baik dari kejadian masa lalu. Namun, Beliau mengajak harus lebih baik dari yang lainnya. 

Yang dimaksud "dari yang lainnya" adalah kita harus lebih baik dari lingkungan sekitar kita, atau negara tetangga. Kalimat ini mengajak bahwa sebagai warga Indonesia kita haru tetap maju ke depan untuk mencapai kehidupan yang diinginkan. Jika negara ingin maju, maka kita perlu untuk lebih baju melangkah ke depan. Dengan cara untuk tetap melakukan misi di depan tanpa memandang ke belakang lagi untuk memperbaikinya. Beliau mengajak untuk tetap maju dan meninggalkan apa yang sudah terjadi sebelumnya. Karena jika kita ingin maju melihat bagaimana target apa yang sudah kita capai, kita tidak boleh menengok ke belakang. Masa lalu biarlah menjadi pembelajaran dan refleksi untuk ke depan.

'Kita tidak boleh lagi menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, tapi kita harus lebih baik dari yang lainnya,' mungkin terdengar kontradiktif. Namun, di balik kata-kata tersebut terkandung makna yang mendalam tentang semangat juang dan optimisme kita sebagai bangsa. Mengapa saya mengatakan demikian? Kita seringkali terjebak dalam lingkaran pemikiran bahwa kemajuan hanya bisa diukur dengan membandingkan diri kita dengan diri kita sendiri di masa lalu. Ini adalah pandangan yang sempit. Tentu saja, kita harus terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Namun, ambisi kita tidak boleh berhenti sampai di situ. Sebagai sebuah bangsa, kita hidup dalam konteks global. 

Kita dikelilingi oleh negara-negara lain yang juga terus berlomba untuk mencapai kemajuan. Jika kita hanya fokus pada pencapaian masa lalu, kita akan tertinggal dan kehilangan momentum. Kita harus berani keluar dari zona nyaman dan terus berinovasi untuk bisa bersaing di tempat internasional. Ini bukan ajakan untuk bersikap sombong atau meremehkan pencapaian orang lain. Justru sebaliknya, ini adalah panggilan untuk saling bersaing secara sehat demi kemajuan bersama. Kita harus saling menginspirasi dan memotivasi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kita harus belajar dari keberhasilan negara-negara lain, sekaligus mencari solusi atas permasalahan yang kita hadapi. Masa lalu memang penting. Masa lalu mengajarkan kita banyak hal. Namun, kita tidak boleh terjebak dalam nostalgia atau penyesalan. Masa lalu adalah cermin untuk merefleksi diri, bukan tempat untuk berlama-lama. Kita harus berani melepaskan beban masa lalu dan menatap masa depan dengan penuh optimisme.

Dalam pidatonya Beliau mengajak bahwa jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan keluar dari kebiasaan. Keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Kita harus bekerja keras dan gigih untuk mencapai tujuan. Kita harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama. Kita harus selalu berpikir positif dan percaya bahwa masa depan akan lebih cerah. Sebenarnya, kita memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi bangsa yang besar dan disegani di dunia. Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera. Jangan pernah berhenti bermimpi dan berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun