Membunuh Pelan-Pelan
DirektoratJenderalPajak (DJP)berhakmendapataspekpersamaan dalam konteks ini adalah persamaan kesempatan (equality of opportunity) bagi para DJP-ers untuk membuktikan bahwa mereka bisa mencapai target. Tentu saja dengan target yang realistis. Target yang dihitung kenaikannya berdasarkan realisasi tahun sebelumnya, bukan dari target tahun sebelumnya. Kondisi sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2015, target yang tercapai hanya pada tahun 2008. Kemudian tahun 2016 target naik lagi 5% menjadi Rp 1546.7 T. Wow, ga salah nih?
Realisasi yang diperkirakan tercapai di 2015 hanya pada angka Rp 890.3 T. Lalu bulan ini hanya tinggal beberapa hari saja. Apakah ini kesalahan dari pegawai pajak sehingga penerimaan tidak tercapai? Atau salah pemerintah yang menentukan target terlalu tinggi? Di negara ini, ada beberapa intansi yang bila personilnya (dianggap) salah lantas di “Dorrr”. Namun, di Ditjen Pajak bila target penerimaan tidak tercapai lalu Dirjen-nya yang mundur, dan bukan menyalahkan anak buah. Hal ini mencerminkan sikap ksatria seorang pimpinan, sebagai bentuk tanggungjawab.
Tapi apakah hal ini tidak dapat disalahgunakan dan dijadikan permainan oleh beberapa pihak tertentu, di awal tahun target pajak sengaja di “tinggi” kan untuk membunuh karir orang-orang yang menjabat di Intansi ini karena jelas target tersebut tidak akan tercapai? Silahkan pembaca mengambil kesimpulan sendiri.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Jabatan Plt. Dirjen Pajak saat ini dilaksanakan oleh bapak Ken Dwijugiasteadi, asli dari internal DJP. Selaku pihak eksternal saya sangat berharap bahwa dengan dipimpin oleh Pak Ken, timbul rasa ikatan(esprit de corps) diantara sesama pegawai pajak. Ikatan yang kuat untuk sama-sama mencapai tujuan organisasi. DJP pasti BISAkan!
Suatu percakapan sore yang saya bayangkan bila suatu saat akan ada berkesempatan bercakap dengan pak Ken, kira-kira seperti ini
Saya: “Pak, bolehkah saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan?”
Pak Ken: “Sure, kenapa tidak? Jawabnya sambil menoleh ke arah saya (ciee..)”
Saya: “Nampaknya bapak memberikan titik konsepsi Bapakpadatatahubungan yang impersonal terhadap orang-orang yang ada di dalamorganisasi maupun diluar organisasi.”
Pak Ken: "Ya, dengan memberikan titik berat pada hubungan impersonal itu usaha kerja sama diantara pegawai ini akan mencapai rasionalitas,” Pak Ken menjawab dengan nada tegas.